Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catatan 2017, Persoalan Gejolak Harga Pangan yang Belum Tuntas

Kompas.com - 26/12/2017, 12:30 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepanjang tahun 2017, berdasarkan pantauan Kompas.com, persoalan gejolak harga pangan masih belum menemui titik terang. Penyebabnya, harga pangan pokok masih berfluktuatif menjelang hari-hari besar keagamaan.

Ada angin segar dikala pemerintah mampu meredam gejolak harga pangan pangan pada Hari Raya Idul Fitri 2017 lalu, namun jelang akhir tahun harga pangan kembali bergejolak. Berikut pantauan Kompas.com

4 Januari 2017 Harga Cabai Melambung

Harga cabai rawit merah mengalami lonjakan yang tinggi, bahkan mencapai Rp 200.000 per kilogram di beberapa wilayah, seperti di Segiri, Kalimantan Timur, Samarinda, hingga Jakarta.

6 Maret 2017 Satuan Tugas Pangan Dibentuk

Satuan tugas pangan yang terdiri dari Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Kepolisian dibentuk guna mengawasi harga pangan terutama komoditas cabai yang bergejolak.

"Kasus kemarin itu (harga cabai) disamping panjang (rantai pasoknya), tetapi disimpan di gudang. Kalau disimpan itu namanya kartel, di satu sisi itu orang butuh," ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Kementan, Jakarta, Senin, (6/3/2017).

Amran menjelaskan, tindakan melanggar hukum tersebut menyebabkan harga cabai rawit merah melonjak tidak terkendali hingga beberapa bulan terakhir.

"Kami sudah minta Dirjen Hortikultura ada tersangka masalah cabai, dia (pelaku) menyimpan kartel cabai. Kami sudah koordinasi, kami minta ditindak tegas jangan diberi ampun, seperti kemarin ada (praktik) oplos pupuk dan beras, sekarang cabai. Kami minta dibongkar sampai akar-akarnya," tegasnya.

17 Mei Harga Bawang Putih Melambung

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan, persoalan gejolak harga bawang putih saat ini tidak harus terjadi.

Sebab, kebutuhan komoditas tersebut secara nasional dipasok melalui impor dari negara lain.

"Sebenarnya secara teknis tidak ada alasan harga (bawang putih) bergejolak karena sebagian besar impor," ujar Amran saat melakukan tinjauan di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (17/5/2017).

Amran menambahkan, gejolak harga justru tidak terjadi pada komoditas-komoditas strategis yang di produksi secara mandiri. "Justru produksi dalam negeri, bawang merah, beras, cabai, ayam, telur, semua harga stabil," klaim Amran.

4 Juni 2017, Harga Pangan Stabil saat Ramadhan

Pada pekan pertama bulan Juni 2017 harga komoditas pangan di pasar tradisional di Jakarta cenderung stabil. Kendati demikian, harga daging ayam terpantau naik jika dibandingkan sebelum datangnya bulan puasa.

Teguh (50) salah satu pedagang sayuran di Pasar Minggu, Jakarta Selatan mengatakan, harga berbagai komoditas seperti cabai, bawang putih, dan bawang merah masih stabil jika dibandingkan awal puasa kemarin.

"Enggak naik, semua stabil aja harganya, naik pas awal puasa, ini udah mau pertengahan stabil harganya cabai merah keriting Rp 25.000 per kilogram, cabai merah besar Rp 40.000 per kilogram, rawit merah Rp 40.000 per kilogram, dan rawit hijau Rp 35.000 per kilogram," ujarnya kepada Kompas.com di Pasar Minggi, Jakarta Selatan, Minggu (4/6/2017).

Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, setelah satu pekan memasuki bulan puasa berbagai harga kebutuhan pokok hanya mengalami kenaikan harga yang kecil.

"Hari ini mengalami kenaikan rata-rata tidak tinggi kenaikannya, yang mencolok tinggi cuma ayam saja, tapi kalau yang lain seperti cabai semua naik tetapi tingkat kenaikannya kecil," ujar Mansuri.

22 Juni 2017, Harga Pangan Naik Tipis Jelang Lebaran

H-3 jelang Hari Raya Idul Fitri 2017 penjualan komoditas strategis seperti aneka cabai hingga bawang merah dan bawang putih alami peningkatan penjualan.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com