Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Lebih Rentan Kehilangan Pekerjaan karena Teknologi

Kompas.com - 23/01/2018, 06:42 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

DAVOS, KOMPAS.com - Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan World Economic Forum (WEF) melaporkan, lebih dari separuh pekerja wanita diekspektasikan bakal kehilangan pekerjaan. Mereka terdampak oleh disrupsi teknologi.

Mengutip CNBC, Selasa (23/1/2018), dalam laporan yang dirilis awal pekan ini, WEF menyatakan, di AS saja, 57 persen dari 1,4 juta pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan berisiko digantikan oleh mesin dalam waktu 8 tahun ke depan.

Mereka pun memiliki kesempatan yang lebih kecil untuk bertransisi ke pekerjaan yang sifatnya lebih berketerampilan tinggi.

Meskipun sudah ada pemberian keterampilan baru atau lanjutan, para pekerja perempuan tetap saja memiliki opsi yang lebih sedikit ketimbang pria untuk menemukan alternatif karier. WEF mengistilahkannya dengan reskilling, yakni pemberian keterampilan dan kapabilitas yang dibutuhkan untuk lingkungan kerja yang baru.

Baca juga: Teknologi Makin Canggih, Begini Tempat Kerja di Masa Depan

Namun demikian, laporan tersebut menyatakan pula bahwa transisi karier dengan keterampilan baru dapat membawa kesempatan untuk menurunkan ketimpangan gaji sesuai gender. Kombinasi reskilling dan perpindahan ke pekerjaan yang baru dapat meningkatkan gaji perempuan yang terdampak hingga 74 persen, sementara untuk pria hanya 53 persen.

"Pekerjaan memberikan arti, identitas, dan kesempatan bagi orang-orang," ujar Saadia Zahidi, kepala inisiatif pendidikan, gender, dan sistem kerja WEF.

Zahidi menuturkan, perlu disadari bahwa keterampilan sangat penting untuk redistribusi pekerjaan. Membekali pekerja dengan keahlian yang dibutuhkan untuk transisi pekerjaan adalah amunisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, serta untuk menjamin penghidupan yang stabil bagi mereka yang berada di pusaran perubahan teknologi.

Pada tahun ini, Pertemuan WEF di Davos, Swiss, dikepalai oleh para perempuan untuk pertama kalinya dalam 48 tahun. Pimpinan pertemuan ini antara lain Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde, CEO IBM Ginni Rometty, dan Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg.

Pertemuan WEF dihadiri oleh para oemimpin dunia, baik di bidang politik maupun bisnis.

Kompas TV Guna meningkatkan kualitas pendidikan di Bali berbagai terobosan terus diupayakan pemerintah.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Taati Aturan Pemda

Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Taati Aturan Pemda

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com