Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkuat UKM, IFC Gelontorkan Pinjaman Sekitar Rp 1 Triliun

Kompas.com - 02/02/2018, 19:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - International Finance Corporation (IFC), yang berada di bawah naungan Grup Bank Dunia, mengucurkan fasilitas pinjaman sebesar 77 juta dollar AS atau sekitar Rp 1 triliun kepada PT Indosurya Inti Finance (Indosurya), perusahaan multi pembiayaan di Indonesia.

Paket pembiayaan ini bertujuan untuk memperkuat usaha kecil dan menengah (UKM) dalam menjalankan fungsinya sebagai mesin penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.

Menurut IFC, saat lembaga keuangan memfokuskan diri pada bisnis terbesar dan terkecil, Indonesia menghadapi dilema missing middle.  Karena sekitar 700.000 UKM seringkali terbengkalai, meski menyumbang sekitar 22 persen terhadap PDB Indonesia.  Padahal UKM dan usaha mikro mampu mempekerjakan lebih dari 89 persen angkatan kerja di Indonesia.

"Inklusi Keuangan sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi. Pemberdayaan UKM dan usaha kecil mampu menciptakan lapangan kerja dan menghasilkan pendapatan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia," kata Azam Khan, Country Manager IFC untuk Indonesia, Malaysia dan Timor-Leste dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (2/2/2018).

Adapun paket pembiayaan tersebut terdiri dari 20 juta dollar AS dari akun IFC sendiri dan 57 juta dollar AS lainnya merupakan hasil mobilisasi yang dilakukan oleh IFC dari tujuh kreditor lainnya. 

Baca juga: Pasarkan Produk, UKM Indonesia Pilih Facebook Ketimbang E-Commerce

Ia menyebutkan, komitmen Indosurya terhadap UKM diharapkan dapat dijadikan sebagai tolok ukur yang tinggi bagi institusi keuangan lainnya di Indonesia. "Dan kami berharap dapat menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dalam jangka panjang,” sebutnya.

Komitmen pendanaan yang disertai dengan asistensi teknis ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk mendorong pembiayaan sektor swasta dan membantu investasi di sektor UKM di Indonesia.

Sementara itu Henry Surya, CEO Indosurya Inti Finance, mengatakan, pihaknya berharap kerja sama tersebut bisa berlangsung dalam jangka pankang.

"Sebagai perusahaan multifinance yang berfokus pada sektor UKM, kami mengharap kerjasama ini sebagai hubungan jangka panjang, di mana IFC dapat membawa standar dan pengalaman global, jaringan luas, praktik terbaik, dan pengetahuan yang luas, dari programnya di seluruh dunia," kata dia.

Indosurya sendiri mulai beroperasi pada tahun 2011, dan menyediakan pembiayaan usaha multiguna, modal kerja dan investasi. Perusahaan milik swasta ini melayani hampir 2.000 klien, dan memberikan kredit kepada UKM melalui 70 kantor cabang, dengan titik penjualan tersebar di Jawa, Bali dan Sumatra.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com