Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara-negara Asia Tenggara Bakal Terapkan Pajak "E-Commerce"

Kompas.com - 12/02/2018, 09:10 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

SINGAPURA, KOMPAS.com - Singapura dikabarkan bakal mengumumkan rencana pengenaan pajak untuk perdagangan daring atau e-commerce pada pekan depan. Hal ini sejalan dengan maraknya e-commerce di kawasan Asia Tenggara, hingga memengaruhi peritel konvensional di kawasan tersebut.

Mengutip Bloomberg, Senin (12/2/2018), 8 dari 12 ekonom yang disurvei menyatakan, pengumuman APBN Singapura pada 19 Februari 2018 mendatang akan termasuk pula pengenaan pajak untuk pedagang daring. Para ekonom juga memprediksi transaksi digital lintas batas akan dikenakan pajak barang dan jasa.

Selain Singapura, sejumlah negara di Asia Tenggara, seperti Thailand, Indonesia, dan Malaysia juga mempertimbangkan rencana yang sama. Pemerintah di ketiga negara tersebut memang tengah berambisi memperoleh banyak dana untuk mendukung program infrastruktur.

BMI Research memproyeksikan, nilai ekonomi e-commerce di enam negara besar Asia Tenggara akan mencapai 64,8 miliar dollar AS pada tahun 2021. Angka ini naik dibandingkan pada tahun 2017 lalu yang mencapai 37,7 miliar dollar AS.

Baca juga: Pelaku Usaha E-Commerce Nantinya Wajib Daftar ke Pemerintah

"Pajak e-commerce akan menurunkan persaingan bagi peritel offline yang susah payah bertahan di tengah meningkatnya popularitas belanja daring," kata Nainika Singh, analis konsumen di BMI Research.

Singh menuturkan, ada kemungkinan besar sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara akan mengikuti jejak Singapura dalam menerapkan pajak e-commerce. Pekan lalu, pemerintah Singapura menyatakan masih mempelajari pajak e-commerce, namun meyakini bahwa pajak ini akan diimplementasikan.

Sementara itu di Thailand, Departemen Penerimaan Negara mengekspektasikan pajak e-commerce akan menaikkan penerimaan pajak tahunan tumbuh hingga 15 persen. Rancangan aturan pajak e-commerce yang diajukan adalah pengenaan pajak batas atas 15 persen bagi pedagang daring yang nama domainnya teregistrasi di Thailand dan sistem pembayarannya menggunakan mata uang baht atau mentransfer uang di negara tersebut.

Adapun di Indonesia, e-commerce tumbuh pesat dan pemerintah susah payah mendorong penerimaan, ada sebuah keharusan untuk memberlakukan pajak e-commerce. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati beberapa waktu lalu menyatakan, pemerintah segera menerbitkan aturan baru mengenai e-commerce setelah berdiskusi dengan kementerian dan lembaga terkait lainnya.

Di Malaysia, Departemen Bea dan Cukai telah berbulan-bulan membicarakan rencana pengenaan pajak bagi pemain e-commerce asing. BMI Research memperkirakan Malaysia akan segera mengikuti Singapura dengan memberlakukan pajak bagi penyedia perdagangan daring sebesar 6 persen.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com