JAKARTA, KOMPAS.com - Penyedia layanan transaksi elektronik PT Artajasa Pembayaran Eelektronis Tbk akan melaksanakan penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO). Artajasa akan melepas sekitar 20 persen sahamnya kepada publik.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi adalah PT Indo Premier Sekuritas. Adapun yang bertindak sebagai penjamin emisi efek utama adalah PT CLSA Sekuritas Indonesia.
Artajasa akan menawarkan sebanyak-banyaknya 437.505.800 lembar saham atau 20 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Adapun nilai nominalnya adalah Rp 100 per lembar saham.
"Rencana IPO ini adalah rencana strategi perseroan dalam mendukung implementasi Gerbang Pembayaran Nasional (GPN)," kata Direktur Utama Artajasa Bayu Hanantasena di Jakarta, Kamis (1/3/2018).
Baca juga : Menkominfo Dorong Startup untuk IPO di Tanah Air
Bayu menjelaskan, industri sistem pembayaran di Indonesia masih sangat menjanjikan. Ini didukung oleh beberapa faktor, seperti tingkat penetrasi layanan perbankan dan keuangan yang masih rendah dan inisiatif pemerintah untuk mendorong pertumbuhan transaksi nontunai.
Selain itu, pertumbuhan transaksi e-commerce juga sangat pesar. Oleh karenanya, imbuh Bayu, Artajasa diharapkan menjadi mitra bagi seluruh industri terkait.
Artajasa menargetkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat diperoleh pada 22 Maret 2018. Masa penawaran umum akan dilaksanakan pada 23 dan 26 Maret 2018.
Sementara itu, pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) direncanakan dilangsungkan pada 29 Maret 2018.
Baca juga : Transaksi Elektronik Dinilai Mendorong Efisiensi Ekonomi
Sekitar 60 persen dari dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas layanan Artajasa melalui pembelian peralatan dan/atau perlengkapan teknologi informasi.
Sementara itu, 40 persen sisanya akan digunakan untuk memperkuat modal kerja perseroan.