Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bekraf Genjot Ekspor Produk Ekonomi Kreatif Sektor Kuliner

Kompas.com - 09/03/2018, 23:24 WIB
Andi Hartik,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) terus menggejot produk ekonomi kreatif sektor kuliner untuk meningkatkan ekspor. Sebanyak 100 startup kuliner akan dipilih untuk dipertemukan dengan investor supaya mendapatkan akses investasi.

Direktur Akses Non Permodalan Bekraf Syaifullah mengatakan, potensi produk ekonomi kreatif sektor kuliner di Indonesia cukup tinggi. Menurut dia, banyak produk yang menarik dan berpotensi laku di pasar luar negeri.

Ia lantas mencontohkan PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang sukses memasarkan produknya, Indomie hingga ke luar negeri.

"Sebenarnya banyak potensi ekspor yang bisa diminati ya. Kayak misalnya Indomie. Kita cari contoh sukses kayak Indomie itu. Jadi misalnya tadi mungkin banyak produk yang menarik yang mungkin kalau kita ekspor bagus, punya pasar bagus," katanya saat sosialisasi food startup Indonesia di Kota Malang, Jumat (9/3/2018).

Baca juga: Kenapa Unicorn Muncul di Indonesia?

Pihaknya mengaku sudah menjalin kerjasama dengan sejumlah lembaga pembina ekspor supaya bisa memfasilitasi ekspor produk ekonomi kreatif sektor kuliner.

"Kita juga mulai membuka kerjasama dengan lembaga pembina ekspor nanti kita minta mereka melihat mana yang punya potensi ekspor," sebutnya.

Selama ini, ekspor sektor kuliner paling dominan dibandingkan dengan sektor lainnya. Banyak jenis kuliner yang menurutnya layak untuk diekspor. Salah satunya adalah kuliner yang mengedepankan aspek kesehatan.

"Banyak sih. Sekarang yang organik mungkin ya. Yang kira - kira sekarang orang lebih care kepada kesehatan. Jadi hal - hal yang organik itu menarik untuk diekspor," ujar dia.

Kendati begitu, usaha ekonomi kreatif rentan mengalami kegagalan. Termasuk ekonomi kreatif sektor kuliner. Karenanya, startup kuliner harus bisa meyakinkan para investor supaya bisa mendapatkan akses investasi.

"Kalau ekonomi kreatif, paling krusial itu tiga tahun pertama. 90 persen mereka gagal di tiga tahun pertama. Jadi bertahan hidup di tiga tahun pertama," katanya.

"Sekarang problemnya adalah bagaimana seorang investor mau menginvest uangnya pada suatu bisnis yang hampir 90 persen failed di tiga tahun pertama," tambah dia.

Untuk itu, pihaknya akan melakukan pendampingan untuk menentukan pola bisnisnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com