JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun ini ekspor kopi diprediksi meningkat seiring dengan produksi yang semakin membaik.
Mengutip Kontan.co.id, Selasa (13/3/2018), hingga Februari 2018 ekspor kopi baru sekitar 20.000 ton-22.000 ton.
"Ekspor kopi sampai saat ini masih lambat karena panen belum dimulai," ujar Ketua Departemen Specialty & Industri BPP Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Moelyono Soesilo kepada Kontan.co.id, Selasa (13/3/2018).
Moelyono memperkirakan ekspor kopi akan meningkat setelah lebaran atau sekitar Juli. Dia bilang, saat ini panen kopi tengah berlansung. Namun, puncak panen akan berlansung pada Juli-September.
Sampai saat ini, pasar ekspor Indonesia masih didominasi oleh Jepang, Jeman, Amerika Serikat, Italia, Malaysia, dan beberapa negara lain.
Moelyono mengatakan, negara-negara tersebut adalah negara yang biasa membeli kopi Indonesia.
Sepanjang tahun ini, ekspor kopi diperkirakan akan mencapai 420.000 ton-450.000 ton. Angka ini naik sekitar 15-18 persen dibanding tahun lalu.
Sementara itu, produksi kopi diperkirakan terus membaik. Tahun ini produksi kopi diperkirakan meningkat sekitar 10-15 persen menjadi 690.000 ton-720.000 ton. Perbaikan produksi ini diakibatkan cuaca yang mendukung waktu pembungaan dan musim hujan yang tidak ekstrim. (Lidya Yuniartha)
Berita ini diambil dari Kontan.co.id dengan judul: Hingga Februari, ekspor kopi capai 22.000 ton