Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toys R Us Segera Tutup Semua Gerainya di AS

Kompas.com - 16/03/2018, 12:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

WAYNE, KOMPAS.com - Jaringan gerai ritel mainan Toys R Us berencana menjual atau menutup semua gerainya di AS yang berjumlah 800 gerai. Langkah ini akan berdampak pada nasib 33.000 pekerjaan, sejalan dengan berakhirnya bisnis Toys R Us setelah 60 tahun beroperasi.

Dikutip dari Washington Post, Jumat (16/3/2018), kabar tersebut muncul 6 bulan setelah Toys R Us mengumumkan bangkrut. Toys R Us susah payah membayar utang yang jumlahnya hampir mencapai 8 juta dollar AS atau setara sekitar Rp 109,6 miliar dan kesulitan memperoleh pembeli.

Ada pula kabar bahwa Toys R Us telah berhenti membayar pemasoknya, yang termasuk produsen-produsen mainan terbesar di AS. Pada Rabu (14/3/2018) lalu, Toys R Us juga mengumumkan bakal menutup semua gerainya di Inggris yang berjumlah 100 gerai.

Baca juga : Toys R Us Bakal Tutup 180 Toko di AS 

Di AS, pihak Toys R Us menyatakan penutupan gerai dilakukan secara bertahap, tidak sekaligus. Hal ini diungkapkan sumber yang enggan disebutkan namanya karena masih dalam pembicaraan internal.

Toys R Us pernah menjadi raksasa ritel terbesar AS dan merambah bisnisnya ke banyak negara. Toys R Us dipandang tak bisa berkompetisi dengan kompetitor, salah satunya adalah toko-toko online.

Toys R Us pun selama bertahun-tahun susah payah membayar utang. Pada saat yang sama, kompetitornya seperti Amazon, Walmart, dan Target memenangkan pangsa pasar.

Baca juga : Baru 15 Bulan Beroperasi, Toys R Us Inggris Tutup Lapak

Dalam dokumen pengajuan pailit, disebutkan Toys R Us memiliki utang sebesar 7,9 juta dollar AS dibandingkan aset sebesar 6,6 miliar dollar AS. Toys R Us menyatakan memiliki lebih dari 100.000 kreditur.

Kreditur terbesar Toys R Us antara lain Bank of New York (208 juta dollar AS), Mattel (136 juta dollar AS), dan Hasbro (59 juta dollar AS).

"Likuidasi Toys R Us sangat disayangkan namun merupakan kesimpulan yang sulit dihindari oleh peritel yang kehilangan arah," ujar Neil Saunders, direktur pelaksana perusahaan riset GlobalData Retail.

Baca juga : Meski Bisnis Hancur Lebur, Bonus Karyawan Toys R Us Tetap Mengucur

Saunders menyebut, bahkan dalam penutupan gerai-gerai baru-baru ini, Toys R Us gagal menciptakan rasa kesenangan. Brand Toys R Us kehilangan relevansi, konsumen, dan penjualannya.

Kompas TV Asosiasi pengusaha ritel Indonesia, Aprindo meminta pemerintah tidak memukul rata kenaikan UMP.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com