Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Satpam Berinvestasi Saham hingga Bisa Kuliahkan Adiknya

Kompas.com - 18/03/2018, 10:41 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

BANDUNG, KOMPAS.com - Bursa saham bisa memberi kesempatan kepada siapapun. Suherman salah satunya. Pria yang berprofesi sebagai satpam ini memiliki cerita manis mengenai perjalanan investasinya di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dia meraup untung dari sejumlah saham andalannya. "Rata-rata, saya memperoleh gain sekitar 50 persen hingga 60 persen," ucap Suherman seperti dikutip dari Kontan, Minggu (18/3/2018).

Dia menyebutkan, sejak awal tahun 2017 sudah mulai mengakumulasi saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT).

Suherman mengaku tidak ribet menggunakan analisa teknikal atau rasio fundamental lainnya. Dia membenamkan investasinya hanya bermodal percaya dan pengetahuan umum yang diperolehnya setiap hari melalui surat kabar.

Baca juga: Bermodalkan Rp 3 Juta, Sopir Taksi Ini Raup Untung Rp 180 Juta dari Investasi Saham

Dia memilih ADRO karena memiliki laba yang menarik. Suherman juga memilih PTBA karena permintaan batubara dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) masih tinggi. Sementara WSKT ia pilih lantaran saham konstruksi diguyur sentimen tax amnesty yang juga berkontribusi dalam percepatan pembangunan infrastruktur. "Justru saya tahu sentimen dari membaca Kontan," sebut Suherman.

Namun, buah manis usaha Suherman ini tak didapatnya secara instan. Dia mulai mengenal saham pada 2008 silam. Perkenalan itu tak lepas dari pengamatannya terhadap aktivitas di sekitar lingkungan kerjanya, di Mandiri Sekuritas.

Awalnya, dia hanya coba-coba. Namun, berkat dorongan atasannya, Suherman benar-benar memberanikan diri masuk ke dunia saham pada 2010. Bermodal duit yang ia sisihkan, Suherman masuk dengan deposit awal Rp 8 juta.

Mengalami kerugian pasti pernah. Namun, pengalaman pahit itu dia jadikan pelajaran berharga. Dari sana dia tahu bahwa membatasi risiko merupakan langkah antisipasi yang sangat diperlukan.

Bahkan dari pengalaman itu  Suherman mulai "membatasi" harapan untung terlalu tinggi. Dia menyadari, tidak ada seorang pun yang tahu apa yang bakal terjadi di bursa saham. "Saat ini terlihat bakal naik terus, bisa saja sedetik kemudian bisa berbalik arah," katanya.

Trading dan investasi

Suherman membagi aset investasinya menjadi dua porsi. Sebesar 80 persen digunakan untuk menabung saham, sisa 20 persen dia gunakan untuk trading jangka pendek.

Nah, porsi 20 persen untuk trading jangka pendek pun dia pagari dengan strategi lanjutan. "Saya kasih limit, kalau sudah untung antara 10 persen hingga 15 persen, saya alihkan ke saham lain yang lebih murah," jelas Suherman.

Dengan menerapkan strategi alokasi aset seperti itu, ternyata dia berhasil memetik hasil yang lumayan. Pada awal 2017 portofolio Suherman sekitar Rp 90 juta. Setahun kemudian nilai portofolionya sudah menjadi sekitar Rp 140 juta. Merasakan nikmat strategi yang diterapkan, Suherman berniat terus mengembangkan asetnya.

Memiliki penghasilan tambahan dari bursa saham tak membuatnya gelap mata. Dia tidak menggunakan keuntungan yang dia peroleh semata-meata untuk kepentingan prbadi. "Sebagian untuk membiayai kuliah adik saya serta untuk membantu keluarga," pungkas bujangan ini.  (Dityasa H Forddanta)

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Satpam ini menguliahkan adiknya dari hasil trading saham

Kompas TV Analis Infovesta mencoba analisis pasar saham di tengah melemahnya rupiah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com