Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Patria Gintings, MA
Praktisi Komunikasi

Praktisi dan konsultan komunikasi dengan pengalaman lebih dari 10 tahun; Komisaris di LM Brand Strategist; Lulusan S2 Leeds University Business School program studi Advertising & Marketing.

Tantangan Evolusi Komunikasi dalam Ekonomi Berbagi

Kompas.com - 04/04/2018, 07:09 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


EKONOMI
berbagi (sharing economy) saat ini sudah menjadi paradigma yang mengubah dunia usaha. Sayangnya, praktik komunikasi dunia usaha terlihat keteteran mengikuti perkembangan. Terus?

Tidak terbayang 20 tahun atau 30 tahun lalu bahwa akan ada perusahaan seperti AirBnB yang dapat menjadi pesaing hotel padahal tak punya satu pun aset hotel. Sulit terbayang juga dulu bahwa akan ada perusahaan berbasis online seperti Go-Jek, Grab, dan Uber yang dapat menjadi pesaing serius dari perusahaan-perusahaan transportasi publik konvensional.

Dulu, yang namanya aset pribadi adalah milik dan digunakan hanya untuk keperluan pribadi. Sebaliknya, sekarang kita mulai melihat mobil, motor, rumah, dan berbagai aset pribadi dapat pula menjadi sumber penghasilan dengan memanfaatkan sistem ekonomi berbagi.

Masalahnya, dunia komunikasi di Indonesia tampaknya belum berubah cukup cepat untuk mengimbangi perubahan dunia usaha yang terjadi karena ekonomi berbagi. Pola dan alat bantu yang hampir sama selama beberapa dekade terakhir masih terus dipakai.

Praktik komunikasi di Indonesia berada dalam zona nyaman dan cenderung hanya mengulang pola lama secara terus-menerus. Padahal, komunikasi tidak bisa berdiri sendiri.

Komunikasi harus melekat pada sebuah subjek yang akan dikomunikasikan. Ketika subjeknya sudah berkembang, seharusnya komunikasinya juga ikut berkembang.

Praktik komunikasi dari masa ke masa

Pada awalnya, praktik komunikasi dunia usaha lebih bersifat satu arah. Sebuah perusahaan (atau entitas) menyampaikan pesannya kepada konsumen dan tidak ada proses dialog di situ.

Itu sebabnya, iklan menjadi salah satu bintang utama dalam dunia komunikasi. Sampai saat ini, iklan masih sering pula menjadi bintang atau mendapat perhatian utama sekalipun era sudah berubah.

Jika sebuah produsen sabun mengatakan bahwa sabun buatannya adalah produk kesehatan, tidak akan didengar suara konsumen yang menganggap sabun merupakan produk kecantikan.

Praktik komunikasi akhirnya berfokus bagaimana menghasilkan pesan satu arah yang paling bagus dan paling banyak mendatangkan konsumen.

Perkembangan berikutnya soal praktik komunikasi dunia usaha adalah saat perusahaan melihat kebutuhan memiliki komunikasi dua arah dengan konsumen.

Contoh sederhananya adalah ketika perusahaan membuat divisi customer support untuk mendengar serta membantu para konsumennya dalam penggunaan produk atau jasa.

Alasan perusahaan mau mengadopsi praktik komunikasi dua arah bisa jadi lebih karena mereka menyadari bahwa dengan begitu ada keunggulan komersial untuk memunculkan kesetiaan dari pembeli lama dan menarik perhatian pembeli baru.

Memakai pemikiran semacam ini, praktik komunikasi mau tidak mau harus menyesuaikan diri dan memunculkan cara-cara komunikasi baru yang paling baik dalam menjalankan komunikasi dua arah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com