Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melalui T-Cash, Belanja Masyarakat Penerima Bansos Bisa Dikontrol

Kompas.com - 10/04/2018, 20:32 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Telkomsel, T-Cash, melaporkan perkembangan proyek kerjasama dengan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) dalam membantu penyaluran bantuan sosial tahun 2015-2016.

Head of T-Cash Micro Product Marketing, PT Telekomunikasi Seluler Roy Krisdianto mengungkapkan, secara sederhana, sistem yang diterapkan adalah menyalurkan bansos kepada warga yang membutuhkan dalam bentuk bantuan non tunai, serta dapat mengontrol belanja dari dana yang diberikan.

"Dengan sistem ini, kami bisa mengontrol belanja warga penerima bansos, bekerja sama dengan merchant. Jadi, saldo T-Cash itu hanya bisa belanja beras, telur, minyak goreng dan tidak bisa buat belanja rokok atau pulsa, seperti itu," kata Roy Krisdianto, saat hadir dalam diskusi bersama Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia di Hotel Borobudur, Selasa (10/4/2018).

Menurut Roy, dengan perkembangan teknologi yang ada saat ini, pihaknya tinggal mengunci belanja untuk produk tertentu di merchant sehingga dana bansos yang disalurkan bisa tepat sasaran.

Warga yang menggunakan T-Cash, disebut Roy tidak dituntut untuk memiliki ponsel canggih. Dari pilot project selama ini, banyak juga warga yang menggunakan ponsel biasa untuk menggunakan T-Cash.

"Tidak perlu handphone yang canggih dan minimal ada satu handphone untuk satu keluarga," tutur Roy.

Selain untuk penyaluran bansos, ke depan layanan T-Cash didesain untuk memfasilitasi pengiriman uang tenaga kerja Indonesia (TKI) yang selama ini masih pakai layanan pos.

Untuk mewujudkan hal tersebut, T-Cash bekerja sama dengan Dash dari SingTel di Singapura untuk integrasi layanan pengiriman uang wallet to wallet, yang nantinya akan dikembangkan lagi jadi wallet to bank.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com