Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bursa Saham AS Ditutup Merah Karena Trump

Kompas.com - 20/04/2018, 07:45 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Indeks Bursa Saham Amerika, kembali ditutup turun pada Kamis (19/4/2018) waktu setempat.

Faktor penyebabnya adalah munculnya laporan yang mengindikasikan tidak adanya kaitan antara Presiden Trump dan intervensi Rusia dalam hasil Pemilu Amerika 2016 melalui hasil investigasi Special Council Robert Mueller.

Dow Jones Industrial Average anjlok 83,18 poin atau 0,3 persen menjadi 24.664,89. S&P 500 turun hingga 15,51 poin atau 0,6 persen menjadi 2.693,13 dan Nasdaq meluncur turun hingga 57,18 poin atau 0,8 persen menjadi 7.238,06.

Dikutip melalui Foxbusiness, sebelumnya S&P 500 dan Nasdaq sempat menguat selama 3 hari berturut-turut terhitung Senin (16/4/2018) waktu Amerika diiringi dengan melemahnya keadaan finansial industri teknologi di kemudian hari.

Sementara untuk harga minyak, saat ini mulai menurun setelah sempat meningkat tajam Rabu (18/4/2018) waktu setempat.

The Fed pun merilis laporan yang menyatakan aktifitas keuangan dalam kondisi terjaga dengan pertumbuhan yang relatif terjaga pula. Beberapa bank di Amerika, menurut The Fed, masih memiliki kekhawatiran terhadap kebijakan tarif Trump.

Di sisi lain, Phillip Morris raksasa tembakau Amerika melaporkan penurunan terbesarnya, setelah laporan pendapatan meleset dari yang telah diestimasikan serta volume tembakau yang terus menurun. Selain itu, produk-produk selain jenis rokok juga mengalami perlambatan pertumbuhan.

Harga saham Phillip Moris anjlok hingga 16 persen, penurunan terbesar setelah sepuluh tahun sejak terlepas dari Altria Group.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com