Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumsi Masyarakat Belum Pulih di Kuartal I 2018

Kompas.com - 24/04/2018, 15:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga kajian Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia menyatakan, hingga akhir kuartal I 2018, konsumsi swasta belum menunjukkan indikasi adanya pemulihan. Ini tercermin antara lain dari komposisi pengeluaran rumah tangga.

"Proporsi pendapatan yang dibelanjakan masih cenderung menurun. Sebaliknya, proporsi untuk tabungan meningkat," ungkap Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal dalam diskusi bertajuk CORE Quarterly Review di Jakarta, Selasa (24/4/2018).

Selama kuartal I 2018, proporsi pendapatan yang ditabung mencapai 26,1 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar 19 persen.

Adapun proporasi pendapatan yang dibelanjakan mencapai 64,1 persen pada kuartal I 2018. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan 65,2 persen pada kuartal I tahun 2017 lalu.

Baca juga : Daya Beli dan Arah Pergerakan Ekonomi

Indikator lainnya adalah penjualan kendaraan bermotor dan barang-barang ritel. Penjualan sepeda motor selama kuartal I 2018 tumbuh 3,99 persen dibandingkan minus 6,84 persen pada kuartal I 2017, namun penjualan kendaraan roda empat melambat dari 6,15 persen pada kuartal I 2017 menjadi 2,88 persen tahun ini.

"Pertumbuhan penjualan ritel selama Januari hingga Februari 2018 malah terkontraksi minus 0,38 persen, pada periode yang sama tahun lalu masih tumbuh 5,05 persen," jelas Faisal.

Melihat kondisi tersebut, Faisal menyatakan pemerintah perlu mendorong kebijakan yang dapat meningkatkan daya beli. Selain itu, pemerintah juga harus memberikan stimulus terhadap belanja masyarakat.

"Atau setidaknya tidak menerapkan kebijakan yang justru menekan tingkat konsumsi," imbuh Faisal.

Baca juga : Bahana: Kuartal II 2018 Daya Beli Diprediksi Meningkat

Pada tahun ini, pemerintah sudah mulai melakukan kebijakan antara lain program-program terkait peningkatan daya beli golongan masyarakat bawah.

"Ini seperti meningkatkan anggaran program bantuan sosial (bansos), mempertahankan tarif dasar listrik, dan meluncurkan program padat karya tunai dalam pembangunan infrastruktur desa," tutur Faisal.

Kompas TV Diperkirakan, subsidi akan membengkak karena listrik tidak naik.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com