Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Lakukan Aksi Jual, Dow Jones Ditutup Melemah 1,7 Persen

Kompas.com - 25/04/2018, 07:31 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber CNN Money

NEW YORK, KOMPAS.com - Dow Jones ditutup turun 425 poin atau 1,7 persen di posisi 24.024 pada Selasa sore (24/4/2018) waktu AS atau Rabu dini hari waktu Indonesia (25/4/2018). Bahkan Dow sempat tercatat anjlok lebih dari 600 poin di hari yang sama.

Investor merespons dingin laporan kuartal I pada beberapa konstituen Dow Jones, seperti Caterpillar (CAT), Coca-cola (CA), dan United Technologies (UTX) yang menunjukkan kinerja baik dalam laporan kuartal I 2018.

Dikutip melalui CNNmoney, hal ini dikarenakan, investor memerhatikan sisi negatif dari hasil pembukuan kuartal I perusahaan-perusahaan tersebut.

Seperti Caterpillar yang memperingatkan margin laba tahun ini tidak akan lebih tinggi dari kondisi saat ini.

Sementara itu, investor Coca-cola kecewa lantaran turunnya harga produk minuman berkarbonasi menjadi faktor pendorong meningkatnya jumlah penjualan. Walaupun, produk Diet Coke menunjukkan pertumbuhan pada kuartal I ini.

Hasilnya, nilai saham Caterpillar anjlok 6 persen, sementara Coca-cola 2 persen.

Verizon menjadi satu dari sedikit perusahaan yang menunjukkan hasil kinerja baik tanpa cela. Saham Verizon pun meningkat 2 persen.

Namun beberapa komponen Dow lain, seperti 3M (MMM) dan perusahaan asuransi Travelers (TRV) pun turut mendorong Dow anjlok. Nilai saham 3M turun 7 persen, dan Travelers turun 3 persen.

Tidak berhenti sampai di situ, industri pemain lama seperti Boeing (BA) dan DowDuPont (DWDP) pun ditutup turun 3 persen.

Investor pun juga kecewa dengan lonjakan pengeluaran yang dilakukan oleh induk perusahaan Google, Alphabet.

Meskipun dari segi pendapatan dan laba meningkat, saham Alphabet (GOOGL) turun hingga 5 persen, yang turut berimbas pada S&P 500, Nasdaq, dan perusahaan teknologi lain seperti Apple (AAPL), Amazon (AMZN), Microoosoft (MSFT), dan Facebook (FB).

Faktor lain adalah meningkatnya suku bunga US Treasury hingga 3 persen yang diindikasikan dapat memotong pendapatan perusahaan-perusahaan besar karena akan membuat biaya utang untuk mengembangkan bisnis menjadi lebih mahal.

Namun, Co-Chief Investment Strategist PNC Financial Services Group Jeff Mills dikutip dari CNNMoney berangggapan investor terlalu berlebihan dalam menanggapi pergerakan di pasar surat berharga.

"Aku tidak tahu jenis sulaaap apa yang terdapat pada nilai 3 persen, selain nilai itu menunjukkan angka yang genap dan baik," ujarnya.

"Tidak ada aturan yang mengatakan meningkatnya suku bunga adalah hal burk bagi pasar saham," lanjutnya.

Mills menambahkan, sejak 1928, kondisi pasar saham sudah lebih baik ketika suku bunga meningkat. Indeks pasar secara rata-rata meningkat hingga 11 persen ketika suku bunga meningkat hingga 9 persen pada masa-masa terburuk pasar saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com