Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naiknya Suku Bunga Acuan BI akan Kontraproduktif dengan Kondisi Pasar

Kompas.com - 14/05/2018, 16:06 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernyataan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo untuk membuka ruang menaikkan suku bunga acuan (7-Days Repo Rate) dianggap beberapa pengamat ekonomi kontraproduktif dengan kondisi pasar Indonesia saat ini.

Baca: Rupiah Tak Lagi Sesuai Fundamental, BI Buka Ruang Naikkan Suku Bunga Acuan

"Memang sayang sebenarnya dengan kondisi yg sudah cukup kondusif hingga Jumat sore BI mengeluarkan komentar bahwa mereka mungkin akan menaikkan suku bunga, itu kontraproduktif dengan kondisi market terakhir," ujar pengamat pasar modal Satrio Utomo ketika dihubungi Kompas.com, Senin (14/5/2018).

Namun, dirinya menambahkan, pernyataan tersebut bisa jadi merupakan sinyal yang menunjukkan BI siap untuk melakukan berbagai cara dalam menjaga stabilitas rupiah.

"Sehingga pemodal nggak perlu khawatir dengan pelemahan rupiah yang tidak terkendali karena BI sejauh ini masih terlihat kuat keberadaannya di pasar uang dan pasar modal kita," lanjutnya.

Senada dengan Satrio, Chief Economist CIMB Niaga Adrian Panggabean mengatakan volatilitas pada pasar surat utang dan saham sedang dalam tren menurun, sehingga BI tidak lagi dianggap perlu untuk meningkatkan suku bunga.

"Mungkin empat minggu lalu naik tajam (volatilitas pasar surat utang dan saham), tapi sekarang udah jauh lebih rendah. Jadi, menaikkan suku bunga ketika volatility sedang dalam tren penurunan tajam mungkin counterproductive menurut saya," ujarnya.

Lebih lanjut Adrian mengatakan Rapat Dewan Gubernur BI yang akan diadakan dalam minggu ini tidak akan membuat keputusan terkait meningkatkan suku bunga.

Dirinya beranggapan, meningkatkan suku bunga tidak akan memberikan dampak menguatnya rupiah terhadap dollar AS. Hal ini karena yang terjadi bukanlah pelemahan fundamental ekonomi Indonesia, tetapi kondisi perekonomian global yang menghantam memengaruhi hampir seluruh negara-negara di dunia.

"Menaikkan suku bunga untuk memberi perhatian terhadap sesuatu yang di luar fundamental itu bagaikan menggarami air laut, sehinga menaikkan suku bunga hingga beberapa poin belum tentu dapat membuat rupiah jadi lebih kuat," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com