Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inklusi Keuangan Syariah Masih di Kisaran 11,6 Persen

Kompas.com - 14/05/2018, 19:07 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan menyorot angka keterlibatan masyarakat Indonesia dalam industri keuangan syariah yang masih rendah. Berdasarkan survei OJK 2016, inklusi bank syariah sebesar 11,6 persen.

"Akses masyarakat pada bank syariah masih sangat terbatas, tingkat inklusi hanya 11,6 persen," ujar Deputi Komisioner Pengawas Keuangan OJK Boedi Armanto di Jakarta, Senin (14/5/2018).

Angka tersebut terbilang kecil jika dibandingkan dengan inklusi keuangan non-syariah yang mencapai 67,82 persen. Padahal, kata Boedi, pertumbuhan industri syariah termasuk tinggi dan sehat.

Tahun 2015, pertumbuhan industri keuangan syariah sebesar 20,7 persen. Angka ini kemdian naik menjadi 29,8 persen selama 2016. Tahun berikutnya, pertumbuhan industri syariah sedikit turun menjadi 27 persen. Sementara perFebruari 2018, pertumbuhannya sebesar 24,62 persen.

"Per Februari 2018 didukung total aset syariah Indonesia mencapai Rp 1.118 triliun," kata Boedi.

Boedi mengatakan, OJK mendorong agar keuangan syariah bisa lebih banyak diakses berbagai pihak. Terutama bagi kalangan unit mikro maupun ultramikro.

Salah satu upaya OJK yakni dengan membuat bank wakaf mikro di beberapa daerah.

"Kami mengikutsertakan tokoh masyarakat, pesantren, dan donator dalam bentuk bantuan dana melalui amil zakat," kata Boedi.

Pembentukan bank wakaf mikro, kata Boedi, dapat menyediakan akses pembiayaan tanpa anggunan dengan margin yang rendah. Hingga April 2018, 20 bank wakaf mikro telah menyalurkan 4.152 nasabah tang tergabung dalam 868 kelompok usaha

"Sesuai arahan presiden, tahun ini OJK akan mendorong fasiitas pembentukan bank wakaf, baik jumlah kelembagaan maupun perluasan jangkauan," kata Boedi.

OJK menargetkan pembentukan 10 bank wakaf mikro.

Boedi meyakini Indonesia memiliki potensi yang signifikan dalam perbankan syariah. Salah satu mpdalnya yakni peringkat Indonesia ada di posisi tujuh besar negara dengan aset keuangan syariah terbesar di dunia.

"Kita memiliki sistem keuangan syariah terlengkap dan diakui internasional. Lalu kita punya landscape ekonomi yang memadai," kata Boedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com