Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut BEI: Pasar Sudah Lebih Dulu Antisipasi Kenaikan Suku Bunga Acuan BI

Kompas.com - 18/05/2018, 21:45 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com
—Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menyebut keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan 7 days repo rate sebesar 25 bps menjadi 4,5 persen sudah bisa diprediksi bila melihat kondisi pasar saat ini.

"Saya menganggapnya ini sebagai penyesuaian dari dampak yang sudah terjadi sekarang," kata Tito di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (18/5/2018).

Pasalnya, momentum kenaikan guna menjaga rupiah agar tidak terus melemah terhadap dollar AS telah lewat, kendati saat ini kurs masih ada pada level Rp 14.000 per dollar AS.

Baca juga: Bursa Terhantam Rentetan Insiden Keamanan

Tito menganggap bahwa pasar modal selalu bergerak lebih dahulu ketimbang perekonomian. Karena pasar sudah mengantisipasinya, kata dia, maka kenaikan suku bunga ini tidak akan banyak berpengaruh ke pasar modal Indonesia.

Suasana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. Gambar diambil pada Senin (19/2/2018). KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Suasana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. Gambar diambil pada Senin (19/2/2018).

Meski demikian, dia mengaku senang dengan kenaikan suku bunga hanya 25 bps. Dia menegaskan pula bahwa perekonomian Indonesia saat ini masih dalam keadaan kuat dan bagus.

Secara fundamental pun Tito mengatakan bahwa emiten juga masih dalam posisi kuat. Hal itu terbukti dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dibuka naik pada Jumat pagi pada level 5.831,05, setelah ditutup pada Kamis (17/5/2018) sore pada level 5.815,92, sekalipun kemudian kembali terkoreksi ke level 5.783,31.

Baca juga: Kenaikan 25 bps Suku Bunga Acuan Belum Cukup untuk Topang Rupiah

Sebelumnya, Kamis (17/5/2018), Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 4,50 persen.

Selain itu BI akhirnya menaikkan suku bunga Deposit Facility 25 bps menjadi 3,75 persen dan suku bunga Lending Facility naik 25 bps jadi 5,25 persen. Kenaikan ini berlaku efektif per 18 Mei 2018.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, kebijakan yang ditempuh merupakan bagian dari bauran kebijakan BI untuk menjaga stabilitas perekonomian Indonesia di tengah kondisi ketidakpastian global.

"BI ingin meyakini adanya depresiasi ataupun ekspetasi defisiasi yang dapat menimbulkan risiko kepada inflasi dan kita tidak ingin depresiasi ini berdampak kepada infalsi dan akhirnya berdampak kembali kepada depresiasi," ujar Agus dalam konferensi pers, Kamis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com