Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Tambah Subsidi, Sri Mulyani Teliti Keuangan PLN dan Pertamina

Kompas.com - 22/05/2018, 12:03 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut pihaknya saat ini sedang meneliti neraca keuangan Pertamina dan PLN sebelum memutuskan berapa anggaran yang perlu dialokasikan untuk tambahan subsidi menyikapi harga minyak mentah Indonesia yang terus melambung.

Harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude-oil Price meleset jauh dari asumsi APBN 2018 sebesar 48 dollar AS per barrel, yakni sudah lebih dari 80 dollar AS per barrel.

"Kami akan lihat struktur biaya mereka yang mengalami tekanan karena impor minyak sudah dengan harga tinggi, sementara harga (BBM) yang disubsidi tidak mengalami perubahan," kata Sri Mulyani saat ditemui di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (22/5/2018).

Menurut Sri Mulyani, selain struktur biaya, pihaknya juga akan melihat neraca keuangan PLN dan Pertamina secara keseluruhan. Pertimbangan ini turut diperhitungkan agar keputusan penambahan subsidi nanti sekaligus menjaga kondisi keuangan dua BUMN tersebut agar tetap sehat dan baik.

Baca juga: Menkeu akan Mengalkulasi Usulan Kenaikan Subsidi untuk Solar

Di satu sisi, Sri Mulyani menyebut Pertamina memiliki produk yang tidak disubsidi oleh pemerintah. Nantinya, hasil keuntungan dari produk non-subsidi juga masuk dalam pertimbangan perhitungan tambahan subsidi dari pemerintah.

"Mengenai revisi (subsidi) nanti kami akan laporkan di laporan semester pertama dan kami bahas dengan dewan," tutur Sri Mulyani.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto mengungkapkan pihaknya sedang mengusulkan penambahan subsidi BBM jenis solar, dari sebelumnya Rp 500 per liter jadi Rp 1.500 per liter.

"Perkiraan kami, tambahan subsidi solar sekitar Rp 1.000 per liter. Sekarang kan Rp 500 per liter, nanti usulannya ditambah Rp 1.000 per liter jadi Rp 1.500 per liter," tutur Djoko pada Senin (21/5/2018).

Bersamaan dengan ini, Kementerian ESDM turut memastikan bahwa tidak ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dan solar hingga akhir tahun 2018. Langkah ini diambil untuk meningkatkan stabilitas ekonomi dan sosial masyarakat, terutama untuk mempertahankan daya beli sepanjang bulan puasa dan menjelang Lebaran.

Kompas TV Ketersediaan premium di Rembang, Jawa Tengah sangat terbatas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com