Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senyum Warga Kepulauan Natuna setelah Listrik PLN Masuk...

Kompas.com - 30/05/2018, 09:27 WIB
Bambang P. Jatmiko

Penulis

NATUNA, KOMPAS.com - Lima pekerja terlihat sibuk mengangkat ikan-ikan ke dalam lemari pendingin di PT Neptuna Dwindo Matrina yang berada di kawasan Selat Lampa Kabupaten Natuna, Selasa (29/10/2018).

Pekerja lain juga tampak lebih sibuk menyiapkan potongan-potongan es untuk mengawetkan ikan yang baru saja disetor oleh nelayan. Meski Bulan Puasa, bukan berarti pekerjaan mengawetkan ikan berkurang. Sebaliknya, pekerjaan mereka semakin bertambah.

Namun mereka bersyukur, bertambahnya pekerjaan berarti ada tambahan pemasukan.

Mereka senang, pabrik es dan pengawetan ikan lebih stabil operasionalnya setelah PLN memasok kebutuhan listrik di perusahaan tersebut.

Ya, bisnis perikanan selama ini memang menjadi tulang punggung perekonomian di kawasan Natuna. Masyarakat sangat tergantung dengan sektor ini.

Sebagaimana diketahui, bahwa pemerintah menetapkan Natuna sebagai salah satu sentra perikanan nasional. Potensi ikan yang cukup besar di kawasan ini memungkinkan masyarakat Natuna bisa meningkatkan taraf perekonomiannya.

Namun upaya peningkatan taraf ekonomi masyarakat lewat perikanan selama ini kerap menghadapi kendala karena kurangnya suplai listrik.

Kondisi tersebut membuat banyak nelayan dan pengusaha perikanan mengalami kesulitan mengawetkan ikan-ikan yang ditangkap.

Ikan cepat membusuk dan memaksa mereka membuang ikan yang telah diperoleh.

Akan tetapi, kurangnya pasokan listrik di Natuna mungkin tinggal cerita, seiring dengan langkah PT PLN yang menjalankan program Natuna Terang.

Melalui program ini, PT PLN mengaliri listrik di 13 desa yang ada di Kepulauan Natuna serta Selain itu, pada program ini PLN juga meningkatkan jam nyala listrik menjadi 24 jam penuh di 6 lokasi.

Diungkapkan oleh pemilik PT Neptuna Dwindo, Wandi (26), bahwa masuknya listrik dari PLN yang menyuplai perusahaannya membantu mengurangi biaya operasional.

Selama ini, dia menggunakan genset dan menghabiskan biaya hingga Rp 150 juta per bulan. Namun dengan masuknya listrik dari PLN, Wandi hanya mengeluarkan dana Rp 50 juta per bulan.

"Kapasitas produksi es juga lebih banyak, karena prosesnya lebih cepat. Selain itu, masuknya listrik PLN ini membuat kami tidak terlalu repot untuk menjaga genset," kata Wandi.

Turunnya biaya produksi ini juga berdampak pada es yang dijual ke nelayan. Menurut Wandi, sebelumnya harga jual es ke nelayan Rp 100.000 per 100 kg. Namun dengan masuknya listrik PLN, harga jualnya turun menjadi Rp 70.000 per 100 kg.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

Whats New
IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com