Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buwas: Stok Beras di Gudang Bulog untuk Lebaran 1,42 Juta Ton

Kompas.com - 31/05/2018, 10:17 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai persiapan menjelang lebaran, Direktur Utama Perusahaan Umum Bulog (Perum Bulog) Budi Waseso mengatakan, ketersediaan bahan pangan baik yang berada di lapangan maupun yang dicadangkan di gudang sangat cukup.

Sehingga, kebutuhan beras masyarakat ketika lebaran dapat terjamin. Untuk cadangan beras persediaan yang saat ini berhasil diserap oleh bulog sejumlah 1,42 juta ton per Rabu (30/5/2018).

"Per hari kemarin (Rabu), stok beras 1,42 juta ton buat lebaran. Jadi sudah sangat cukup untuk menghadapai lebaran. Kita pasti menjamin karena stok yang ada sekarang dangn yg ada di lapangan sangat mencukupi. Pasti aman," ujar Budi Waseso ketika ditemui Kompas.com di kantornya, Kamis (31/5/2018).

Menurut Budi, selama ketersediaan beras baik di lapangan maupun di gudang masih mencukupi, impor masih belum dibutuhkan. Termasuk, realisasi impor sebanyak 1 juta ton yang belakangan ini kerap diberitakan.

Adapun fungsi dari dilakukannya impor beras, Buwas menjelaskan, bukan untuk dipasarkan, tetapi hanya untuk cadangan pangan saja.

"Urgensi dari impor bukan untuk di lepas ke masyarakat, tidak begitu. Ukurannya gini, Bulog ini kan perusahaan menyerap (beras) dari dalam negeri, kalau menyerap dalam negeri ini kita butuh 1 juta (ton), tiba-tiba kita nyerap dalam negeri cuma bisa 500.000 (ton), makannya kita harus impor 500.000 lagi," jelasnya.

Cadangan atau stok beras tersebut akan digunakan ketika terjadi permasalahan yang datangnya tiba-tiba dan di luar kontrol Bulog. "Seperti bencana alam, misalnya," tambah dia.

Menurutnya, impor sebanyak 1 juta ton ini sudah cukup tepatjika disandingkan dengan kebutuhan beras masyarakat Indonesia sejumlah 2 juta ton per bulan.

"Kita menyiapkan stok ini kan hanya untuk kebutuhan masyarakat satu hingga dua bulan saja. Ini juga nggak membahayakan, kan sifatnya cadangan, tidak akan bergerak di pasar," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com