Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tan Le, dari Pengungsi Vietnam Jadi CEO Perusahaan Riset Otak Australia

Kompas.com - 10/06/2018, 16:37 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

MELBOURNE, KOMPAS.com - Saat usianya masih 4 tahun, Tan Le pergi ke Australia bersama Ibu dan Neneknya untuk mencari penghidupan yang lebih baik.

Dari negara asalnya, Vietnam, Le menghabiskan waktu 5 hari menggunakan kapal. menyeberangi Laut China Selatan bersama dengan 150 orang lainnya. Hingga akhirnya, kapal tanker minyak Inggris menyelamatkan mereka.

Selama 3 bulan berikutnya, Le hidup di kamp pengungsi di Malaysia selama 3 bulan.Dan sampai pada akhirnya, mereka dapat masuk ke Australia.

"Saat itu perasaan kami sangat luar biasa karena Australia memberi begitu banyak. Australia begitu luas, tidak hanya secara geografis, tetapi juga ruang untuk berpikir, untuk memperluas cakrawala, dan untuk memulai segalanya dari awal," ujarnya, dikutip melalu CNBC, Minggu (10/6/2018).

Baca juga: Jumlah Miliarder Naik Jadi 2.754 Orang, Total Harta Rp 128.000 Triliun

Sekarang, di usianya yang ke 41, Le telah menjadi CEO sekaligus founder dari Emotiv, sebuah perusahaan riset khusus untuk otak yang telah mengembangkan teknologi sehingga dapat membuat manusia melakukan hal-hal seperti mengendalikan mobil menggunakan pikirannya.

Setelah mendapatkan gelar sarjana di Monash University, serta menjalankan profesi seagai pengacara sekaligus pengusaha perangkat lunak (software), Le mulai membangun perusahaannya di tahun 2011.

"Otak kita terbuat dari miliaran neuron. Ketika neuron berinteraksi satu sama lain, reaksi kimia tersebut akan memunculkan dorongan elektrik, kami mengukur dorongan tersebut menggunakan headset yang digunakan di kepalamu," ujarnya.

"Kemudian, kita akan mempelajari melalui mesin untuk mengukur dorongan-dorongan tersebut serta mengartikan pola yang muncul menjadi sebuah perintah atau arti, seperti menyalakan lampu, dengan pikiran, atau mengontrol robot atau juga menyetir mobil," lanjut dia.

Pada tahun 2017, seorang yang mengalami kelumpuhan Rodrigo Hubner mendes menggunakan teknologi dari Emotiv ini untuk mengendarai mobil Formula One dengan komputer yang mengartikan pikirannya menjadi perintah untuk kendaraan mobilnya.

Sembari duduk di atas kursi pengemudi, Mendes yang juga penemu organisasi non profit Rodriggo Mendes Institue menjelaskan, tim dari Emotive menggunakan perangkat komputer untuk memetakan dorongan elektronik dari otak, yang mengartikan setiap pikiran atau pola otak dapat memunculkan perintah yang berbeda.

Selain menjalankan Emotiv, Le juga merupakan anggota Forum Ekonomi Dunia (WEF) pada Global Future Council on Neurotechnologies and Brain Sciences.

"Ketika Anda melihat ke masa depan, saya sama sekali tidak dapat membayangkan dunia di mana kita tidak berinteraksi secara langsung dengan mesin super yang masing-masing dimiliki dalam kepala kita," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indonesia Jadi Tuan Rumah World of Coffee Trade Show 2025

Indonesia Jadi Tuan Rumah World of Coffee Trade Show 2025

Whats New
KKP Gelontorkan Rp 46,6 miliar untuk Teknologi Modern Budidaya Ikan Nila Salin

KKP Gelontorkan Rp 46,6 miliar untuk Teknologi Modern Budidaya Ikan Nila Salin

Whats New
Cadangan Devisa Merosot, Bos BI: Enggak Usah Insecure..

Cadangan Devisa Merosot, Bos BI: Enggak Usah Insecure..

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha TaniFund, Ini Alasannya

OJK Cabut Izin Usaha TaniFund, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Logistik Pertambangan MAHA Bakal Tebar Dividen, Simak Besarannya

Emiten Logistik Pertambangan MAHA Bakal Tebar Dividen, Simak Besarannya

Whats New
Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com