Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kereta Sleeper, Saatnya Masyarakat Indonesia Punya Angkutan Umum Mewah

Kompas.com - 12/06/2018, 07:37 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) siap mengoperasikan kereta sleeper hari ini, Selasa (12/6/2018). Pengoperasian itu dilakukan setelah PT Inka menyerahkan dan mengujicobakan ke PT KAI pada 8 Juni 2018.

Rencana pengoperasian kereta sleeper sendiri pertama kali disampaikan Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro pada 13 April 2018.

"Kami akan segera tes kereta sleeper ini untuk mengetahui respons pasar seperti apa," kata Edi.

Penamaan sleeper disebut Edi karena penumpangnya bisa mengatur tempat duduknya sampai ke posisi tidur.

Baca juga: Begini Penampakan Kereta Sleeper Lebaran Buatan PT Inka

Hal itu sama dengan bagi seat penumpang di pesawat first class yang selama ini tidak hanya bisa tidur, namun juga dilengkapi dengan fasilitas mumpuni seperti televisi, sajian makanan, dan sebagainya.

Menurut Edi, sudah waktunya masyarakat Indonesia memiliki angkutan umum mewah yang tak kalah dengan yang ada di luar negeri. Terlebih, gerbong sleeper ini hasil produksi dalam negeri.

Lantaran ditargetkan untuk digunakan saat Lebaran, PT Inka kemudian mempercepat penyelesaian empat gerbong kereta sleeper pesanan PT KAI.

"Prototipe kursinya sudah terpasang di kereta. Tinggal begitu datang semua, tinggal setting. Setelah itu pengujian laik jalan, sertifikasi, dan selanjutnya diserahkan ke PT KAI," ungkap General Manager Corporate Secretary PT Inka, I Ketut Astika, pada 8 Mei silam.

Untuk spesifikasinya, Ketut menjelaskan bahwa empat kereta sleeper berisi 72 kursi dengan rincian masing-masing kereta memiliki 18 kursi.

Kereta sleeper pesanan PT KAI buatan PT INKA yang akan dioperasionalkan saat mudik Lebaran 2018.KOMPAS.com/Muhlis Al Alawi Kereta sleeper pesanan PT KAI buatan PT INKA yang akan dioperasionalkan saat mudik Lebaran 2018.

Baca juga: Jajal Kereta Sleeper PT Inka, Menristek Serasa Naik Qatar Air

Ketut menambahkan, empat kereta tersebut merupakan bagian dari 10 kereta serupa pesanan PT KAI, pelanggan utama PT Inka.

10 kereta sleeper pesanan PT KAI itu memiliki dua spesifikasi. Empat kereta yang sekarang dikejar penyelesaiannya itu memiliki kapasitas 18 kursi dengan masing-masing sandaran kursi dapat dimiringkan sampai 170 derajat.

Adapun enam kereta lain adalah untuk gerbong berkapasitas 27 penumpang yang per baris kursi memiliki susunan satu kursi dan dua kursi.

"Kalau enam kereta ini sandaran kursinya bisa ditarik ke belakang sampai 140 derajat," ungkap Ketut.

Pada 8 Juni 2018, PT Inka mengirimkan empat kereta sleeper ke Surabaya untuk diuji coba oleh PT KAI.

Ketut mengatakan, pengoperasionalan kereta sleeper seat menjadi kewenangan PT KAI. PT Inka porsinya hanya membuat kereta sesuai pesanan PT KAI. Informasinya kereta sleeper ini akan digabungkan dengan salah satu kereta eksekutif tujuan Jakarta-Surabaya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com