Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Ungkap Kerawanan dari Tingginya Anggaran Pendidikan

Kompas.com - 10/07/2018, 14:18 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan anggaran pendidikan yang tinggi di Indonesia tidak lepas dari risiko berupa keteledoran pengelolaan anggarannya.

Undang-Undang mengamanatkan anggaran pendidikan setiap tahun dialokasikan sebesar 20 persen dari APBN, di mana jumlahnya selalu naik karena pendapatan dan belanja negara juga terus meningkat.

"Bukan bahaya mengalokasikan anggaran untuk pendidikan, tetapi mekanismenya yang akan membuat kita teledor untuk merancang penggunaan anggaran," kata Sri Mulyani saat berbicara di hadapan anggota Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di gedung PGRI, Jakarta Pusat, Selasa (10/7/2018).

Sri Mulyani mengungkapkan, kementerian/lembaga terkait yang menerima anggaran pendidikan tidak berpikir soal alokasi karena sudah otomatis dapat 20 persen dari APBN.

Baca juga: Ketum PGRI Curhat Tunjangan Guru ke Sri Mulyani

Menurut Menkeu, sebagian besar penggunaan anggaran pendidikan tidak melalui proses perencanaan yang matang dan baik, sehingga output-nya juga tidak maksimal.

"Di sektor pendidikan, anda tidak perlu berpikir, pasti dapat jatah 20 persen. Tinggal masalahnya sekarang berantem, siapa dapat apa. Enggak pernah mikirin, dapat apanya itu untuk apa, dengan target tujuan apa, yang dihubungkan dengan kepentingan anak-anak Indonesia yang perlu kita didik," kata Sri Mulyani.

Perencanaan anggaran pendidikan kurang baik

Dia turut membandingkan anggaran untuk pendidikan dengan alokasi anggaran kebutuhan lain yang terencana, disertai dengan proposal.

Melalui proposal dan perencanaan yang jelas, penggunaan anggaran bisa dipertanggungjawabkan dan dapat diarahkan untuk kemajuan lini pendidikan di Indonesia.

"Cara kita mengalokasikan anggaran belum baik. Desain pendidikan di Republik kita itu mau apa dan mau ke mana. Kalau pelaku pendidikan cuma sibuk memikirkan gaji saja, belum memikirkan pendidikan itu sendiri, jadi siapa yang memikirkan?" ujar Sri Mulyani.

Anggaran besar, kualitas pendidikan buruk

Dia berharap, para guru yang tergabung dalam PGRI bisa memikirkan hal tersebut dan mulai memperjuangkan peningkatan kualitas pendidikan Indonesia.

Terlebih, prestasi anak-anak di Tanah Air yang disebut Sri Mulyani masih tertinggal dari negara lain sekawasan yang sama-sama memprioritaskan pendidikan melalui alokasi anggaran yang besar, salah satunya Vietnam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com