Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Fintech" TunaiKita Ekspansi Bisnis ke 159 Kota dan Kabupaten

Kompas.com - 15/08/2018, 12:31 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan layanan Keuangan berbasis teknologi atau financial technology (fintech) lending TunaiKita mulai melakukan ekspansi bisnisnya guna mendukung target inklusi keuangan 75 persen yang dicanangkan pemerintah pada 2019 mendatang.

Chief Operating Officer (COO) TunaiKita Andry Huzain menyatakan, dengan ekspansi tersebut maka saat ini dapat digunakan di 159 kota dan kabupaten di Indonesia.

"Semula kami lebih terkonsentrasi pada pulau Jawa dan DKI Jakarta. Kini TunaiKita mulai beroperasi di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT hingga Ke Papua. Ekspansi masif ini dilakukan hanya dalam kurun 14 bulan TunaiKita beroperasi di Indonesia," tutur Andry dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/8/2018).

Andry berharap, ekspansi tersebut bisa menjangkau lebih banyak masyarakat yang selama ini belum terjamah lembaga keuangan konvensional.

Tak hanya itu, TunaiKita juga menargetkan bisa menjadi solusi bagi para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di daerah yang saat ini masih kesulitan mengakses perbankan

"Kesulitan masyarakat dalam memperoleh kredit tentunya sangat dirasakan oleh para pemilik UMKM, maka tak heran mayoritas nasabah kami adalah mereka yang membutuhkan dana cepat dari sumber kredibel untuk menumbuhkan usahanya," ungkap Andry.

Dengan begitu, Andry juga berharap bisa berperan menjembatani pemenuhan lending gap yang sekarang ini jumlahnya mencapai Rp 1.000.

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) menyebut bahwa inklusi keuangan secara nasional baru mencapai 55 persen, sedangkan pemerintah menargetkan inklusi keuangan sebesar 75 persen pada tahun 2019.

Dalam praktiknya, TunaiKita memberikan pinjaman ke masyarakat dengan jumlah uang Rp 500.000 hingga Rp 20 juta. Untuk bisa mendapatkan pinjaman tersebut, calon pengguna harus menyediakan KTP dan NPWP.

Penggunaan NPWP sendiri dijelaskan VP Corporate Affairs TunaiKita Anggie Ariningsih untuk mengurangi risiko kredit macet atau non-performing loan (NPL).

"Yang membedakan kami dengan fintech lainnya adalah kami memberikan pinjaman ke orang-orang yang memang bertanggung jawab. Ini dimulai dari awal, mereka enggak cuma kita minta KTP tapi ada NPWP juga berarti kita mau orang-orang yang taat pajak karena dengan menjaga pemberian loan maka NPL kita juga akan terjaga juga dong jadi enggak main asal semua dikasih," ungkap Anggie.

Terkait NPL, Anggie mengklaim bahwa hingga Juni jumlahnya sudah turun hingga 175 persen bila dibandingkan dengan Januari 2018.

Adapun saat ini aplikasi TunaiKita diklaim telah diunduh sebanyak dua juta kali oleh penggunanya. Sebanyak hampir dua juta orang pun telah mengajukan pinjaman ke TunaiKita.

"Untuk jangka pinjamannya dari 10 hari sampai 6 bulan. Ada yang sekali pinjam bayar, ada juga cicilan 3 bulan sampai 6 bulan. Average nominalnya yang pinjam ke kami itu Rp 1,5 juta sampai Rp 4 juta," tandas Andry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com