Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beroperasi di Tenda, BI Mataram Maksimalkan Layanan Pasca-Gempa

Kompas.com - 17/08/2018, 19:30 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTB mengoptimalkan layanan semaksimal mungkin setelah gempa melanda Lombok beberapa waktu lalu.

Kepala Kantor Perwakilan Wilayah (KPW) Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat Achris Sarwani mengatakan, gempa Lombok yang paling berpengaruh terhadap keadaan operasional dan aktivitas layanan kantor adalah gempa yang terjadi setelah tanggal 5 dan 9 Agustus 2018.

Dirinya menceritakan, keadaan fisik gedung pascagempa tidak aman sehingga operasional dan layanan BI dipindahkan ke luar kantor dengan membangun tenda.

"Setelah gempa tanggal 9 Agustus itu situasinya membuat gedung tidak aman untuk kerja, memang kondisi gedungnya berbahaya. Tenda langsung kita dirikan untuk jadi side office," ujar Achris kepada Kompas.com di Kantor Perwakilan Wilayah BI di NTB, Kamis malam (16/8/2018).

Menurutnya, walaupun operasional kantor pindah ke tenda sementara, yang paling penting adalah bagaimana tetap melakukan layanan kepada khalayak.

"Dari setelah gempa layanan kita tetap berjalan tapi strateginya beda-beda," pungkasnya.

Salah satu yang paling berpengaruh karena gempa ini adalah layanan tunai yang bersentuhan langsung dengan bank-bank di daerah Lombok.

"Saat awal-awal itu kami diluar, kalau ada bank meminta uang kita cepat masuk untuk ambil masuk (gedung). Sekitar 15 menit kemudian dibawa ke luar, karena kita punya SOP standar kalau uang tidak boleh di luar," ungkap Achris.

Setelah strategi pertama itu, karena keluar-masuk gedung cukup berbahaya dan dikhawatirkan terjadi gempa susulan, Achris pun melakukan strategi baru yakni menggunakan mobil remise untuk menjadi tempat meyimpan uang.

"Berikutnya, kita mulai yang mobil remise untuk jadi tempat menyimpan uang. Pagi kita masukan (uang) ke sana, nanti kalau sudah sore cepat kita masukan lagi (ke kantor). Kita gunakan alternatif lain hari itu, tapi memang SOP standar keamanannya harus lebih tinggi," tuturnya.

Sementara itu, untuk transaksi nontunai, pihaknya tidak terlalu khawatir, karena bisa di kontrol melalui sistem secara online. Menurut Achris karena banyaknya bank yang tidak melakukan pelayan, hal tersebut justru yang cukup bermasalah.

"Kan bisa remote lewat sistem (transaksi non tunai), jadi tidak terlalu bermasalah. Bagi pelayanan kami yang cukup jadi masalah adalah user-nya (bank) banyak yang tutup. Kami menyiasati bagaimanapun tetap jalan," ujarnya.

"Kami tidak punya break sama sekali untuk layanan," tambah Achris.

Selain mendirikan tenda untuk perpindahan operasional kantor dari lantai 3 dan lantai 2, ada satu tenda berfungsi untuk BCP (Business Continue Plan).

BCP ini merupakan sistem khusus yang akan diaktifkan jika gedung KPW BI di NTB benar-benar tidak dapat diakses.

"Semua komputer (dalam tenda) sudah kami siapkan kalau benar-benar tidak bisa masuk (gedung). Kita akan minta kantor pusat untuk di aktifkan agar kita bisa bekerja dari luar. Sudah siap semuanya, terhubung ke jaringan RTGs, terhubung dengan kliring, terhubung dengan SNK dan lain-lain, tapi dia belum aktif sekarang, soalnya jadi antisipasi," cerita Achris.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Whats New
OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

Whats New
Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Earn Smart
Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Whats New
Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Whats New
OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

Whats New
Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Whats New
Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Work Smart
PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

Whats New
MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

Whats New
Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Whats New
Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com