MAGELANG, KOMPAS.com - Menyambut ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke-73 tahun ini, Kementerian Pertanian berupaya membuktikan kepada khalayak dan wisatawan Borobudur akan keajaiban pangan lokal yang berdampak baik bagi tubuh.
Selain wisatawan lokal, sasaran diutamakan kepada turis mancanegara. Tujuannya, agar setiba di negara tujuan, para wisatawan tersebut menceritakan keunggulan hasil pangan Indonesia, di antaranya kopi dan kedelai.
"Tujuan kita di sini adalah, setiba di negara tujuan, para wisatawan tersebut dengan suka rela menceritakan keunggulan hasil pangan Indonesia, di antaranya kopi dan kedelai," kata Ahli Kinesiology dr Hanson di Magelang, Sabtu (18/8/2018).
Dia menerangkan Kinesiology adalah teknik untuk melihat kemampuan tubuh melalui respon otot. Dengan metode ini, tubuh mampu memilih makanan yang cocok dan baik melalui respon otot.
Baca juga: Bangkitkan Potensi Lokal, Kementan Resmikan Gelar Pangan Nusantara
Ia secara langsung mencontohkan dengan meminta perwakilan masyarakat untuk memegang beberapa foto sumber makanan yang ada kemudian dilihat bagaimana respon tubuhnya.
Uniknya, jika memegang foto atau gambar sumber makanan lokal, kondisi otot berada dalam keadaan optimum atau menjadi kuat. Sebaliknya, bila memegang foto atau gambar sumber makanan yang berasal luar negeri (impor), kondisi otot menjadi melemah.
“Kinesiology akan dampak positif kopi yang ditunjukkan. Bahwa asal pangan yang baik bisa dikenali oleh tubuh. Masukan pangan yang baik dapat menguatkan tubuh, meningkatkan kepercayaan diri serta membuat tubuh jauh lebih energik. Hal sebaliknya justru melemahkan tubuh,” kata dia.
"Kita akan buktikan pangan lokal bisa membuat tubuh berpotensi kuat seperti nenek moyang dulu. Kita bisa naik turun tangga Candi Borobudur tanpa lelah, wajahnya tersenyum,” lanjut Hanson.
Sasar wisatawan
Ketika ditanyakan pada salah satu wisatawan asal Kroasia Renata, usai mencicipi kopi asal Indonesia dengan panduan sikap dan cara langkah yang benar, ia merasa langkah kakinya lebih ringan.
"Yes, I feel lighter, not tired and actually happy," kata Renata saat melakukan beberapa sikap tubuh dan langkah.
Hal sama diungkapkan Esad, suami Renata. Ia mengatakan, langkahnya terasa ringan, jauh lebih baik dari sebelumnya.
"I feel much better and a happy smile,” kata dia.
Ia menjelaskan, tubuh dapat mengenali tanda ketidakseimbangan yang mempengaruhi kesehatan. Tubuh pun dapat mengenali cara memperbaiki melalui respon otot.