Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Negara Ini Paling Terdampak Perang Dagang AS

Kompas.com - 20/08/2018, 08:38 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

LONDON, KOMPAS.com — Kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang memberlakukan tarif impor kepada para mitra dagangnya mengakibatkan gucangan di pasar global. Negara-negara dengan ekonomi berkembang seperti Turki dan China pun harus membayar ongkos yang lebih mahal untuk bisa mengekspor produk mereka ke AS.

Tak hanya itu, Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, pun memasang tingkat bunga yang besarnya empat kali lipat dalam waktu dua tahun belakangan.

Negara-negara dengan utang dollar AS yang cukup besar untuk membiayai pertumbuhan atau pembangunan pun harus membayar harga yang lebih mahal untuk bunga.

Salah satu yang terkena dampak Trump ini adalah Argentina sehingga negara asal pesepak bola Lionel Messi ini pun harus meminta pertolongan kepada Dana Moneter Internasioal (IMF).

Baca juga: AS dan Turki Saling Balas Tarif Impor Tinggi

Berikut ini beberapa negara lain yang paling terkena dampak kebijakan tarif AS:

1. Turki

Penangkapan Andrew Brunson, pendeta AS yang berbasis di wiliaha Izmir Turki, menyulut Trump dan menyebabkan kedua negara terlibat dalam aksi saling balas dalam perdagangan. Trump menuduh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melanggar hak asasi manusia. Namun, bukannya melakukan pendeaktan secara diplomatik, pihaknya menerapkan tarif impor yang lebih tinggi terhadap produk ekspor Tukri berupa baja, aluminium, serta mobil.

Erdogan pun membalas dengan mengenakan bea impor yang lebih besar untuk produk alkohol, mobil, serta tembakau asal AS. Menteri Keuangan AS Stve Mnuchin pun mengatakan telah mempersiapkan sanksi lanjutan untuk Turki.

Turki pun saat ini berada dalam kondisi yang rentan. Berbagai bisnis Turki yang berkembang pesat dalam 10 tahun terakhir sebagian besar dibiayai oleh kredit yang murah. Sementara saat ini, bunga kredit begitu mahal.

Lira Turki pun telah anjlok 40 persen sejak Januari lalu, investor pun berpendapat Turki dalam waktu dekat akan mengajukan pertolongan kepada IMF.

2. India

India merupakan negara importir besar, mulai dari minyak mentah, produk elektronik, hingga emas, yang membuat negara tersebut menghabiskan 600 miliar dollar AS tahun ini. Adapun hingga bulan Juli, defisit perdagangan mereka telah melebar menjadi 18 miliar dollar AS, angka tertinggi sejak lima tahun belakangan.

Dengan ancaman tarif serta berbagai kebijakan proteksionis lain yang dilakukan oleh pemerintah Trump, terutama untuk baja dan alumunium, inflasi di India dapat melebar mendekati 5 persen dari 4,2 persen saat laporan terakhir bulan lalu.

Seperti berbagai perusahaan di Turki, banyak perusahaan di India yang didanai oleh kredit murah dari luar negeri dan khawatir akan meningkatnya biaya jasa saat ini. Adapun utang luar negeri negara itu naik menjadi 530 miliar dollar AS pada akhir Maret sebesar 42 persen merupakan utang yang jatuh tempo pada Maret tahun depan, dan sudah hampir pasti akan memiliki tingkat suku bunga yang lebih tinggi.

Tidak heran rupee telah jatuh tahun ini ke rekor terendah, sebesar 9 persen, meskipun masih lebih kecil jika dibandingkan dengan negara berkembang lain.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com