Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan Ini Dihadapi oleh Pengusaha Ritel di Indonesia

Kompas.com - 30/08/2018, 19:39 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - GM Corporate Affairs PT Hero Supermarket Tbk Tony Mampuk mengungkapkan, ada beberapa tantangan yang dihadapi bisnis ritel untuk berkembang. Salah satunya adalah regulasi jika ingin membuka gerai baru di daerah.

"Lokasi menjadi hal yang penting untuk bisnis retail, tapi jika membicarakan lokasi sangat erat kaitannya dengan regulasi yang berlaku," ujar Tony kepada Kompas.com di Giant Ekstra BSD Tangerang, Kamis (30/8/2019).

Dia menjelaskan, regulasi pemerintah daerah sangat berperan dalam penentuan lokasi bisnis dari gera-gerai retail food. Kadang ketika prospeknya bagus untuk membuka gerai tapi ketika ditelusuri lebih jauh nyatanya peraturan tidak memungkinkan.

"Ada lokasi yang secara bisnis baik tapi ketika kita telusuri lebih jauh secara regulasi tidak memperbolehkan membuka di sana. Mau tidak mau kita harus mencari lokasi lain," tutur Tony.

Baca juga: Dorong Penjualan Ritel, Batas VAT Refund Diusulkan Jadi Rp 1 Juta

Menurut dia, hal semacam ini sering dialaminya ketika ingin membuka gerai di suatu daerah tertentu.

Regulasi mengenai pengadaan barang juga tak luput jadi tantangan. Sebagai pengusaha retail, biasanya saling berlomba-lomba menawarkan barang sebanyak dan seberagam mungkin kepada konsumen. Jika ditemukan suatu produk baik dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) maupun petani yang menarik tapi belum memiliki izin maka tidak bisa diterima masuk.

"Ini juga jadi salah satu hambatan mengurangi atau membtasi produk yang bisa kita jual," kata Tony.

Selain itu, maraknya pengusaha ritel saat ini membuat persaingan pasar juga semakin kompetitif.

"Bisnis ritel ini sangat kompetitif, hypermarket misalnya selain bersaing bersaing dengan sesama (hypermarket juga) tapi juga bersaing dengan supermarket dan minimarket. Jadi, yang mesti kita pastikan adalah format hypermarket ini sesuai dengan kebutuhan masyarakat," ucap Tony.

Dengan menjamurnya e-commerce yang bisa menawarkan produk langsung ke konsumen, Tony masih optimistis mayoritas konsumen di Indonesia masih berbelanja kebutuhan sehari-hari langsung ke gerai.

"Kita masih fokus bisnis offline (gerai) karena dengan market Indonesia yang begitu besar, kita yakin mereka masih belanja kebutuhan sehari-hari dengan datang langsung ke gerai. Misalnya, kalau beli sayur dan ikan mesti lihat dulu kan," tuturnya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com