Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub dan UGM Bangun 50 Unit Rumah Sementara di Lombok

Kompas.com - 08/09/2018, 22:03 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (UGM) bekerja sama membangun 50 unit tempat tinggal bagi para korban bencana gempa dengan sistem hunian sementara menuju tetap (huntrap) di Lombok, Nusa Tengga Barat.

Sebanyak 50 unit huntrap tersebut bakal ditempati oleh 50 kepala keluarga yang tinggal di sekitar Pelabuhan Pemenang, Lombok Utara.

Mereka kehilangan tempat tinggal akibat gempa bumi mengguncang Lombok beberapa waktu lalu.

"Pembangunan rumah ini bisa terwujud atas dukungan dan sumbangan dari pegawai Ditjen Perhubungan Laut dan Ditjen Perkeretaapian baik yang bertugas di kantor pusat maupun di Unit Pelaksana Teknis (UPT) di daerah serta kepedulian dari stakeholder dan mitra kerja perhubungan sebagai bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) bagi masyarakat," kata Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Agus Purnomo dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (8/9/2018).

Agus menambahkan, dari total 50 unit rumah yang dibangun, 25 unit di antaranya merupakan bantuan dari Ditjen Perhubungan Laut dan 25 unit lainnya bantuan Ditjen Perkeretaapian setta partisipasi dari stakeholder perhubungan laut seperti Indonesian National Shipowner Association (INSA), APTPI (Asosiasi Pengusaha Terminal Petikemas Indonesia), WIMA (Women In Maritime) Indonesia.

Rumah dengan sistem huntrap ini memiliki luas 18 meter persegi dan bersifat temporer.

Nantinya, huntrap tersebut bisa dijadikan rumah permanen yang lebih luas lagi.

"Konsepnya memang dimulai sebagai hunian sementara yang dapat dibangun cepat, relatif murah dan mudah. Selanjutnya tumbuh menjadi hunian tetap secara bertahap sesuai dengan kemampuan penghuni," kata Agus.

Hingga saat ini, sebanyak 10 unit rumah sudah selesai dibangun dan sisanya masih dalam tahap pembangunan.

Rumah dengan sistem huntrap ini dibangun menggunakan rangka baja yang lebih tahan gempa.

Adapun biaya yang dibutuhkan untuk membangun satu unit rumah adalah sebesar Rp 16,5 juta.

Biaya tersebut digunakan untuk rangka struktur, rangka atap, penutup atap berbahan baja atau spandek, dan rangka dinding. Sementara untuk pengisi dinding memanfaatkan material bangunan lama yang kondisinya masih baik.

“Insya Allah apa yang telah kita lakukan dapat meringankan beban saudara kita di Lombok. Semoga Lombok bisa segera bangkit," kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com