Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPK: Penjualan BBM Belum Efektif Dongkrak Laba Pertamina Retail

Kompas.com - 02/10/2018, 14:28 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memuat hasil pemeriksaan kegiatan pelayanan dan penjualan bahan bakar minyak (BBM) atau bahan bakan khusus (BBK) dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I 2018.

Pemeriksaan bertujuan untuk menilai efektivitas kegiatan pelayanan dan penjualan BBM/BBK oleh Pertamina Retail untuk meningkatkan laba perusahaan.

Dalam IHPS I 2018 dinyatakan bahwa pelayanan dan penjualan BBM/BBK tahun 2016 dan semester I 2017 di wilayah Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur belum efektif.

"BPK menyimpulkan bahwa kegiatan pelayanan dan penjualan BBM/BBK untuk meningkatkan laba perusahaan belum sepenuhnya efektif," ujar Ketua BPK RI Moermahadi Soerja Djanegara saat membacakan IHPS I 2018 dalam sidang paripurna di kompleks DPR RI, Jakarta, Selasa (2/10/2018).

Adapun sasaran pemeriksaan mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi. Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa kebijakan umum kegiatan pelayanan dan penjualan BBM/BBK belum sepenuhnya tersedia secara memadai.

Hal tersebut ditandai dengan belum ditetapkannya Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) tahun 2015-2019 sebagai acuan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2016 dan 2017.

Konsekuensinya, kebijakan, sasaran, program dan strategi jangka panjang perusahaan belum tersedia secara memadai.

"Permasalahan tersebut mengakibatkan PT Pertamina Retail dalam jangka panjang tidak memiliki arah yang jelas dalam melakukan bisnis perusahaan dan pengembangan usahanya," kata Moermahadi.

Selain itu, pelaksanaan Program Inisiatif Strategis PT Pertamina Retail dianggap belum optimal dalam meningkatkan penjualan dan menurunkan susut BBM/BBK tahun 2016 dan semester I 2017.

Realisasi penjualan Pertamina pada 2016 dan semester I 2017 belum sesuai dengan target volume per jenis BBM/BBK dalam RKAP Tahun 2016 dan Semester I 2017. Di sisi lain, target susut BBM/BBK pada 2016 dan semester I 2017 juga masih berada pada angka rata-rata 0,28 persen atau di atas target yang ditetapkan sebesar 0,25 persen.

"Permasalahan tersebut, mengakibatkan Program Inisiatif Strategis PT Pertamina Retail Tahun 2016 dan 2017 belum mampu mendorong pencapaian target laba tahun 2016 dan 2017 dan PT Pertamina Retail menanggung beban dari losses di atas toleransi," jelas Moermahadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com