Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelemahan Rupiah Terdampak Kondisi Eksternal

Kompas.com - 09/10/2018, 20:28 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah melemah semakin dalam pada pekan ini. Pada penutupan perdagangan di pasar spot Bloomberg, Selasa (9/10/2018), rupiah berada pada level Rp 15.237 per dollar AS.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, rupiah bertengger pada level Rp 15.223 per dollar AS. Adapun kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah berada pada level Rp 15.233 per dollar AS.

Lukman Otunuga, analis riset FXTM menyatakan, sejumlah faktor menyebabkan sentimen investor terhadap negara berkembang kian meredup dalam beberapa bulan terakhir. Faktor tersebut antara lain ketegangan perdagangan, ekspektasi kenaikan suku bunga AS, dan penguatan nilai tukar dollar AS.

"Walaupun depresiasi signifikan rupiah sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, namun dampak negatifnya dapat merambat ke ekonomi Indonesia," kata Otunuga dalam laporan risetnya.

Ia menyebut, pelemahan nilai tukar rupiah secara signifikan dapat memberikan tekanan yang semakin besar terhadap utang luar negeri Indonesia. Kenaikan suku bunga AS dan penguatan dollar AS menghantam negara-negara dengan defisit transaksi berjalan (current account deficit) dan utang luar negeri.

"Sehingga Rupiah Indonesia tetap berada di posisi yang tidak menggembirakan," jelas Otunuga.

Ekspektasi semakin besar bahwa Bank Indonesia (BI) akan menaikkan suku bunga di kuartal ini guna menolong rupiah dan menghambat arus keluar modal. Walau demikian, Otunuga memandang langkah ini mungkin tidak terlalu membantu rupiah, terutama memandang BI sudah menaikkan suku bunga sebanyak lima kali sejak pertengahan Mei tahun ini.

"Investor akan tetap sangat memperhatikan rilis data penjualan ritel bulan Agustus yang dapat memberi wawasan mengenai keadaan ekonomi Indonesia. Data penjualan ritel yang baik dapat meningkatkan sentimen terhadap ekonomi Indonesia dan mendukung rupiah, namun peningkatan akan tetap terancam oleh faktor eksternal," ungkap dia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com