Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Kementan Optimis Panen Jagung di Jateng Penuhi Kebutuhan Dalam Negeri

Kompas.com - 16/10/2018, 17:58 WIB
Mikhael Gewati

Editor


KOMPAS.com
- Kementerian Pertanian (Kementan) optimis stok kebutuhan jagung masih dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. Ini karena melihat potensi panen jagung di Jawa Tengah (Jateng) hingga akhir tahun ini.

Diperkirakan hingga Desember2018 masih terdapat 88.038 hektar (ha) lahan jagung di Jateng yang sudah mulai dan akan panen. Di antaranya ada di enam kabupaten, yaitu Kabupaten Grobogan, Blora, Klaten, Wonosobo, Jepara, dan Kendal.

Diprediksi luas panen keenam kabupaten tersebut  lebih besar dari kabupaten lainnya. Adapun perkiraan luas panen jagung di Jateng pada 2018 secara keseluruhan sebesar 590.285 ha.

Di Jateng terdapat 29 kabupaten yang penanamannya jagungnya tidak bersamaan waktunya. Hal ini karena disesuaikan dengan kondisi iklim, tipe lahan, dan socio culture masyarakat setempat. Karena itu, hampir setiap bulan ada panen jagung yang fluktuatif volumenya.

Puncak panen jagung di Jateng umumnya terjadi pada Januari yang merupakan hasil tanam bulan Oktober. Adapun Jagung sendiri biasanya ditanam di lahan tadah hujan dan lahan kering karena tersedia cukup air.

"Panen jagung masih ditemui di bulan Oktober hingga Desember namun memang volumenya lebih rendah dari pada bulan-bulan sebelumnya karena hanya wilayah-wilayah tertentu yang dapat menanam jagung di musim kemarau," kata Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Jateng Kementan, Harwanto dalam siaran resmi yang Kompas.com terima, Selasa (16/10/2018).

BACA JUGAKementan Dorong Ekspor Jagung dari Sulawesi Tengah

Lebih lanjut, Harwanto menjelaskan bahwa semangat menanam jagung tersebut sejalan dengan kebijakan gerakan tanam padi jagung dan kedelai yang dilakukan secaara terus-menerus melalui tiga strategi.

Tiga strategi itu adalah intensifikasi dalam budidaya, peningkatan indeks pertanaman (IP), dan perluasan areal tanam baru (PATB).

Bahkan untuk peningkatan produksi dan konservasi lahan, saat ini mulai diterapkan program tanam dengan sistem tumpang sari padi-jagung, padi-kedelai, dan jagung-kedelai.

"Dengan optimalisasi sumber daya lahan, optimalisasi sarana prasarana pendukung dan pemahaman nilai ekonomi, gerakan tanam jagung baik monokultur maupun tumpang sari dapat dilakukan sepanjang musim," terang Harwanto.

Lewat kebijakan ini, kontribusi produksi jagung di Jateng cukup signifikan secara nasional. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa produksi jagung nasional pada 2017 mencapai 28,9 juta ton dan 12,3 persennya dihasilkan di Jateng.

Harga kompetitif jadi insentif

Sebagai informasi, tidak semua sentra pengembangan jagung di Jateng menanam di musim hujan atau sebaliknya. Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Grobogan, dan Kabupaten Blora misalnya, banyak menanam di musim hujan dan hanya sebagian menanam saat kemarau.

Sementara itu, di Kabupaten Klaten dan Kabupaten Jepara lebih banyak ditanam saat kemarau dari pada musim hujan. Lalu Kabupaten Wonosobo, walaupun bukan sentra utama, tetapi relatif konstan sepanjang tahun tersedia jagung.

Halaman:


Terkini Lainnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com