Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Archandra di Balik Lahirnya Aplikasi Monitoring Perusahaan Tambang

Kompas.com - 02/11/2018, 19:41 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meluncurkan dua aplikasi hasil pengimplementasian teknologi diranah administasi dan pelaporan mineral dan batu bara (minerba) yakni Mineral Online Monitoring System (MOMS) dan e-PNBP Minerba.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menceritakan kisah dibalik pembuatan dua aplikasi garapan Kementerian ESDM ini. Dia mengungkapkan, hal ini bermula dari kunjungannya ke kantor Direktorat Jenderal (Ditjen) Minerba.

“Kalau saya boleh cerita, ini bermula dari saya dengan tim berkunjung ke Ditjen Minerba. Kantornya yang bau goreng ayam itu,” celetuknya yang disambut tawa hadirin di Kementerian ESDM, Jumat (2/11/2108).

Dia menjelaskan, ketika masuk ke kantor Ditjen Minerba, ada sebuah loket untuk melayani laporan data produksi perusahaan. Dari situ, Archandra ingin loket itu tidak diperbaiki tapi dihilangkan.

Baca juga: Kementerian ESDM Luncurkan Aplikasi Monitoring Perusahaan Tambang

“Saya bilang, saya tidak mau loket ini dibuat bagus, saya mau loket ini hilang. Caranya bagaimana? Nanti semuanya pakai online. Tidak perlu lagi datang beli ayam goreng dulu baru dapat data,” ucap dia.

Dengan online menurut Archandra, perusahan akan bisa membuka kantor di mana saja. Kemudian, pelaporannya pun bisa dilakukan di mana pun.

“Jadi bisa dilakukan di mana saja, mau di Bali, di Puncak, di tempat yang perusahaan suka. Tidak perlu datang ke kantor lagi. Ini ultimate goal kita, semoga nanti kita bisa mencapai target itu,” sebutnya.

Dengan sistem online, komunikasi profesional perusahaan ke pemerintah cukup pakai data.

“Komunikasi itu cukup perlu pakai data, tidak perlu lagi silaturahmi. Dalam hal ini, kalau bisa silaturahminya sekecil mungkin,” ucap dia.

Walaupun eksekusi penerapan teknologi ini baru bisa dilaksanakan sekarang, Arcandra tak menyayangkan hal tersebut. Menurut dia, ini adalah bagian pengembangan ESDM untuk memanfaatkan teknologi.

“Akhirnya, program ini sampai pada suatu masa. Jalannya pelan. Karena jalannya pelan, saya dan Pak Menteri (Ignatius Jonan) tidak cukup sabaran. Akhirnya saya sendiri mimpin meeting sekali dalam dua Minggu. Akhirnya ini jadi. Kita bentuk semua Pejabat Eselon I harus ikut meeting itu,” papar Archandra.

Archandra menyebutkan, jika memang para pegawai tak bisa cepat dalam menggarap hal ini, maka dirinya sudah menyiapkan SK bagi unit yang tidak patuh untuk dipindah tugaskan.

“Grup meeting itu saya beri nama IT Group (Calon Pengamat Gunung Api). Kenapa diberi nama itu? Bagi unit yang tidak patuh, SK-nya sudah ada, akan dijadikan pengamat gunung api. Ini real, kalau tidak percaya cek handphone Pak Dirjen dan Pak Sekjen,” ucapnya.

Namun, bukan berarti Arcandra mengecilkan peran pengamat gunung api. Dia menjelaskan, hanya menyalurkan kebutuhan pekerjanya sesuai passion.

“Ini bukan mengecilkan peran pengamat gunung ahli. Dalam artian, kalau mau jadi lamban, tidak responsif, ada tempatmya. Karena berguna di sana, mengamati data seismograf tiap hari, telaten. Ini penghargaan, sesuai dengan passion-nya,” sebut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com