Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Terbaru Lion Air JT 610, dari Identifikasi hingga Roda Pesawat

Kompas.com - 03/11/2018, 10:31 WIB
Yoga Sukmana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Operasi SAR gabungan pencarian korban dan pesawat Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT 610 sudah memasuki hari keenam pada Sabtu (3/11/2018).

Hingga Jumat malam, operasi pencarian korban dan pesawat yang jatuh di perairan Tanjung Karawang itu sudah menunjukkan berbagai hasil.

Berikut beberapa fakta terbarunya:

1. Sudah 4 korban teridentifikasi

Identitas korban atas nama Hizkia Jorry Saroinsong yabg teridentifikasi lewat sidik jari, Jumat (2/11/2018)KOMPAS.com/Ryana Aryadita Identitas korban atas nama Hizkia Jorry Saroinsong yabg teridentifikasi lewat sidik jari, Jumat (2/11/2018)
Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, telah mengidentifikasi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610. Ketiganya yakni Candra Kirana (29), Monni (41), dan Hizkia Jorry Saroinsong (23) pada Jumat malam.

Dengan begitu, jumlah korban yang telah teridentifikasi berjumlah 4 orang. Sebelumnya, tim DVI Polri sudah mengidentifikasi satu korban bernama Jannatun Cintya Dewi.

Pesawat Lion Air JT 610 itu membawa 181 penumpang dan 8 awak saat jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018).

Baca juga: 2 Jenazah Korban Lion Air Yang Teridentifikasi Diserahkan ke Keluarga

2. Sinyal CVR belum ditemukan

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono saat memberikan keterangan pers penemuan Black box Lion Air JT 610 di Tanjung priuk JICT 2, Jakarta Utara, Kamis (1/11/2018). Black box ditemukan di lokasi berjarak 400 meter dari lokasi terakhir hilangnya Lion Air JT 610 dengan kedalaman 30 meter.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono saat memberikan keterangan pers penemuan Black box Lion Air JT 610 di Tanjung priuk JICT 2, Jakarta Utara, Kamis (1/11/2018). Black box ditemukan di lokasi berjarak 400 meter dari lokasi terakhir hilangnya Lion Air JT 610 dengan kedalaman 30 meter.
Hingga Jumat sore, ping locater atau alat penangkap sinyal tidak menemukan sinyal frekuensi rekaman suara kokpit atau cocpit voice recorder (CVR) Lion Air JT 610.

Sejak Jumat sore, tim dari KNKT Indonesia, Singapura, dan tim ahli dari Boeing Amerika mencoba untuk menelusuri kawasan yang diduga sebagai lokasi CVR.

Lokasi tersebut berada di titik yang sama dengan penemuan flight data recorder (FDR), Kamis (1/11/2018) kemarin. Namun, hasilnya masih nihil.

Baca juga: Menhub: Black Box Lion Air JT 610 Baru Ditemukan Satu Bagian

3. Kendala lumpur

Tim gabungan melakukan pencarian korban dan puing pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang yang  jatuh di perairan Karawang, Selasa (30/10/2018). KOMPAS.com/ FARIDA FARHAN Tim gabungan melakukan pencarian korban dan puing pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di perairan Karawang, Selasa (30/10/2018).
Perairan di Tanjung Karawang yang berlumpur menjadi kendala pencarian Cockpit Voice Recorder (CVR), bagian lain dari black box atau kotak hitam pesawat Lion Air JT 610 yang belum ditemukan.

Diduga, CVR tenggelam di dasar laut yang berlumpur sehingga menyulitkan pencarian.

Kepala Balai Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) M Ilyas mengatakan, lumpur yang cukup tinggi mengakibatkan sinyal CVR jadi lemah dan sulit dideteksi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com