Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Pekerja Kreatif Rentan Kena Penyakit Ini

Kompas.com - 12/11/2018, 10:30 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini semakin banyak perusahaan yang merekrut anak muda untuk bekerja karena passionnya bekerja masih tinggi. Apalagi perusahaan yang bergerak di bidang teknologi, seperti e-commerce, financial technology, dan startup lainnya sedang tumbuh pesat.

Tentunya pekerjaan seperti itu menuntut kreativitas pegawai untuk mengembangkan suatu produk yang dijual untuk menguntungkan perusahaan.

Namun, jika tak menjaga pola hidup dengan baik, maka mereka yang paling berpotensi untuk terkena penyakit tak menular seperti kolesterol, diabetes, dan stroke.

Pengamat gaya hidup Dwi Sutarjantono mengatakan, pekerja kreatif cenderung mengabaikan masalah kesehatan itu. Mereka tak menyadari bahaya yang mengintai karena passion pada pekerjaan.

Baca juga: Perusahaan Jepang Berminat Rekrut Pekerja Indonesia, Asalkan?

"Banyak yang sengaja bawa bantal dari rumah, datang agak siangan, tapi lembur. Itu yang tidak bagus, jadi overwork, overstress," ujar Dwi di Jakarta, Kamis (7/11/2018) lalu.

Dwi mengatakan, pelarian stresnya pun beragam. Ada yang lari ke makanan sehingga makan berlebihan. Ada pula yang pergi ke klub dan menjalani hidup tak sehat. Akibatnya, kondisi tubuh tumbang. Kemampuan bekerja pun jadi tak maksimal.

"Misalnya ada anak buahnya ini pintar, tapi sering engga masuk beberapa hati karena drop. Ini kan merugikan perusahaan juga," kata Dwi.

Selain pekerja kreatif, wartawan juga rentan terkena penyakit tidak menular. Bekerja di bawah tekanan membuat wartawan berpotensi tinggi stres. Selain itu kata Dwi, biasanya wartawan tak bisa mengontrol apa yang diasupnya saat turun ke lapangan. Apalagi wartawan di bidang kuliner.

"Orang bisa kreatif biasanya karena mood. Kalau tidak mood tidak bisa kerja sehingga lari ke makanan atau malah memilih bekerja lembur. Itu kan sebenarnya sugesti yang diciptakan sendiri," kata Dwi.

Untuk menyeimbangkan gaya hidup dan pekerjaan, hal pertama yang perlu ditanam adalah sugesti bahwa karir dapat dicapai jika pola hidup sehat dijaga. Makan dan bekerja secukupnya sesuai kemampuan diri.

"Pulang kerja, ya istirahat. Sekarang kan enggak, kebanyakan pulang kerja langsung nongkrong," kata Dwi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com