Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Gubernur Sulut soal Industri Perikanan yang Terpukul

Kompas.com - 14/11/2018, 19:39 WIB
Yoga Sukmana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey menumpahkan unek-uneknya terkait kondisi industri perikanan di daerahnya yang terpukul sejak 4 tahun lalu.
 
Sejumlah regulasi yang di keluarkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dinilai menjadi penyebab terpukulnya industri perikanan di Sulawesi Utara.

"Sejak empat tahun yang lalu kondisi industri perikanan maupun para nelayan berdampak signifikan kepada perekonomian di Sulawesi Utara," ujarnya saat menjadi pembicara dalam acara diskusi Sumbang Pemikiran Kadin dalam RPJMN 2020-2024 di Kantor Bappenas, Jakarta, Rabu (14/11/2018).

Pada 2014 tutur dia, 7 pabrik industri perikanan kaleng di Indonesia berada di Bitung, Sulawesi Utara. Namum sejak 2015, pabrik-pabrik tersebut mengalami kekurangan pasokan ikan.

Baca juga: Kadin Sebut Ada Gejala Deindustrialisasi di Sektor Perikanan

Saat ini kata dia, kondisinya sangat parah. Pabrik-pabrik pengolahan ikan tersebut kolaps akibat kekurangan pasokan bahan baku ikan.

Para pengusaha kata Olly, merasa sejumlah aturan yang di keluarkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sangat memberatkan.

"Kendala kami yakni regulasi yang ada di pemerintah pusat. Saya sangat mengharapkan di pemerintahan pusat bisa menyelesaikan masalah ini," kata dia tanpa menyebut aturan tersebut.

Namun ia menyebutkan, akibat aturan KKP itu, kapal-kapal perikanan di Sulawesi Utara tidak bisa beroperasi karena dianggap kapal eks asing.

Baca juga: Puji Menteri Susi Berdedikasi, Menteri Perikanan Norwegia Ingin Bertemu di Bali

Sementara itu pemerintah pusat kata dia juga lambat dalam memberikan izin sejumlah kapal beroperasi. Padahal beroperasinya kapal-kapal itu bisa memberikan pasokan ikan kepada industri perikanan.

Selain itu ucap dia, pemerintah juga mempersulit upaya impor ikan untuk memenuhi pasokan industri perikanan di Sulawesi Utara

"Regulasi sangat menghambat misalnya toh kalau industri ini akan mengimpor ikan, untuk memenuhi kebutuhan industri, tidak bisa masuk langsung ke Bitung juga. Harus lewat Surabaya saat impor barang. Ini regulasi yang sangat menghambat," kata dia.

"Lalu posisi galangan kapal di sana sampai hari ini masih dicurigai bahwa itu hanya kamuflase untuk pembuatan kapal. Ini menjadi hal-hal kendala di Sulawesi Utara," sambung dia.

Untungnya di tengah kondisi sulit industri perikanan itu, sektor pariwisata meningkat. Hal itu dinilai sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara.

"Tetapi tuhan itu adil, saat perikanan kita drop, tetapi diberikan kesempatan yang lain yakni kesempatan pariwisata," sambung dia.

Meski begitu, Olly berharap Kementerian Kelautan dan Perikanan bisa mencari solusi untuk membantu industri perikanan di Sulawesi Utara bangkit lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com