Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Kembali ke Rp 13.000 Per Dollar AS, Mungkinkah?

Kompas.com - 30/11/2018, 14:38 WIB
Yoga Sukmana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak Maret 2018, nilai tukar rupiah meninggalkan kisaran Rp 13.000 per dollar AS. Sejak itu pula, mata uang Garuda itu tak pernah kembali, justru anjlok kian dalam sampai menyentuh kisaran Rp 15.000 per dollar AS.

Namun, seiring angin sentimen segar, belakangan rupiah kembali menguat dan kini ada di kisaran Rp 14.300 per dollar AS.

Tetapi, mungkinkan rupiah kembali ke kisaran Rp 13.000 per dollar AS seperti awal 2018 lalu?

"Kita masih punya ruang untuk penguatan rupiah. Masih bisa tembus ke arah Rp 13.000 per dollar AS," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution di Jakarta, Jumat (30/11/2018).

Baca juga: Rupiah Menguat ke Posisi Rp 14.383 Per Dollar AS, Ini Penunjangnya

Mantan Gubernur Bank Indonesia itu tak mau menyebut kapan rupiah bisa kembali ke kisaran Rp 13.000.

Meski begitu, ia mengatakan, banyak hal yang bisa membuat nilai rupiah terus menguat hingga bisa kembali ke kisaran Rp 13.000 per dollar AS.

Pertama, pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di KTT G20, Buenos Aires, Argentina pada 29 November-1 Desember 2018.

Bila pertemuan itu memberikan hasil baik, maka perang dagang antara AS dan China bisa mereda. Hal ini akan membuat tekanan terhadap rupiah akan lebih longgar.

Kedua, bank sentral AS, The Fed diyakini tidak akan menaikan suku bunga acuannya pada Desember 2018. Hal ini membuat aliran modal keluar Indonesia akan menurun.

Dampaknya, permintaan dollar AS tidak meningkat oleh karena itu rupiah tak terus tertekan.

Baca juga: Peluang The Fed Menaikkan Kembali Suku Bunga di Desember Menguat

Ketiga, pemerintah yakin aliran modal dari luar negeri akan mengalir ke Indonesia. Obral insentif fiskal melalui skema tax holiday yang baru bisa menggoda investasi asing masuk.

"Modal mulai masuk, udah masuk sebenarnya, atau lebih besar lagi masuknya sehingga transaksi modal dan finansial bisa mengimbangi defisit transaksi berjalan," kata dia.

"Maka (rupiah) kita akan mengarah ke fundamentalnya kembali kursnya dan sebagainya. Itu sebabnya, sebenarnya, ya ke depan kita harus fokus mengecilkan Current Account Deficit (CAD)," sambung Darmin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com