Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akan Dibawa Ke Mana Ekonomi dan Keuangan Syariah RI?

Kompas.com - 12/12/2018, 07:30 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah dan otoritas terkait kerap kali menggembar-nggemborkan potensi ekonomi dan keuangan syariah Indonesia yang belum didorong secara maksimal. Hingga tahun ini, pangsa pasar ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia baru tumbuh sebesar 8 persen.

Gubernur Bank Indonesia menyatakan, Indonesia bahkan tak lagi perlu membandingkan kondisi ekonomi dan keuangan syariahnya dengan Malaysia karena sudah terlampau jauh tertinggal. Bahkan ujar Perry, Indonesia juga sudah tertinggal oleh negara-negara non muslim seperti Australia, Thailand, bahkan juga China.

"Kita sudah kalah dengan Australia yang menjadi pengekspor daging halal ke seluruh dunia, kita juga sudah kalah dengan Thailand yang menjadi pengekspor terbesar makanan halal sampai bumbu-bumbu masakan, masa kita suatu saat harus impor bumbu rawin halal dari Thailand?," ujar Perry ketika memberikan paparan dalam pembukaan Indonesia Shari'a Economic Festival (ISEF) di Surabaya, Selasa (11/12/2018).

Perry pun menjelaskan, Indonesia juga sudah kalah dari China yang telah menjadi eksportir pakaian halal dunia.

"Masa kita nanti pakai hijab, baju koko dari China?," ujar dia.

Perry menekankan, Indonesia tidak boleh merasa puas dengan pencapaiannya yang hanya menjadi konsumen produk-produk halal dunia.

Indonesia sebut dia, harus bisa mengembangkan berbagai motor penggerak ekonomi berbasis halal mulai dari fashion hingga pariwisata.

"Inilah yang harus kita kejar, bahwa Indonesia tidak boleh lengah, tidak boleh bangga hanya menjadi pemakai bukan pemroduksi, bukan hanya menginsumsi tapi juga mendapatkan nilai," ujar Perry.

Lambatnya Pertumbuhan Sektor Riil

Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Darmin Nasution memandang, lambatnya pertumbuhan pembiayaan syariah lebih diakibatkan sektor riil syariah yang cenderung kurang berkembang. Sementara, dari sisi idnustri perbankan terus membuka diri dan cukup siap dalam mengembangkan berbagai produk pembiayaan syariah.

Menutut dia, pembiayaan syariah bisa berkembang lebih cepat jika sektor riil juga mampu terbuka dalam memajukan dirinya. Berkembangnya sektor riil di syariah pun turut akan membentuk rantai perekonomian yang berlandaskan syariah.

"Kalau di sektor riilnya ini berkembang kan dia akan membutuhkan pembiayaan yang lebih," ujar Darmin.

Darmin pun mengatakan, upaya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah ini sebenarnya sejalan dengan upaya pemerintah dalam melakukan transformasi ekonomi dengan pembangunan infrastruktur, refroma agraria dan pendidikan serta pelatihan vokasi.

"Kita di pemerintah melakukan langkah-langkah ini, bagaimana kemudian bisa dimanfaatkan bersama-sama dengan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah," ujar dia.

Tumbuh Double Digit Dalam Lima Tahun

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com