Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Distorsi, Kepala BKPM Khawatir dengan Ekonomi RI di 2020

Kompas.com - 13/02/2019, 11:09 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Optimisme yang digaungkan pemerintah dan pelaku ekonomi sepanjang 2019 dikhawatirkan tak akan berlanjut. Pasalnya, di tahun politik ini banyak hal yang harus diperbaiki oleh pemerintah akibat kondisi perekonomian tahun lalu yang penuh dengan ketidakpastian.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong mengatakan, banyak gangguan dan tekanan yang terakumulasi dari tahun lalu, dan harus ditangani begitu Pemilu 2019 rampung.

"Kalau nggak diberesin bisa meledak di sekitar 2020 atau 2021," ujar pria yang akrab disama Tom Lembong di Jakarta, Rabu (13/2/2019).

Tom memaparkan, saking parahnya kondisi perekonomian tahun lalu membuat penanaman modal asing (PMA) di dalam negeri terkoreksi lebih dari 10 persen, meski di sisi lain, penanaman modal dalam negeri (PMDN) mengalami peningkatan sebesar hampir 20 persen.

Jika diakumulasikan, terjadi perlambatan pertumbuhan penanaman modal di dalam negeri 10 persen di 2017 menjadi hanya 4 persen di 2018. Hal ini sejalan dengan PMA di sekuruh dunia yang turun hingga 20 persen.

"Jadi penurunan investasi internasional seiring yang terjadi di dunia," ujar Tom.

Hal lain yang menjadi pertimbangan Tom akan kekhawatirannya soal kondisi perekonomian di 2020 mendatang, menjelang Pemilu banyak pekerjaan rumah pemerintah yang belum rampung, namun banyak terobosan kebijakan yang harus di rem. Sedangkan periode pasca-Pemilu secara historik menunjukkan tren pemulihan ekonomi setelah melambat di periode sebelumnya.

"Begitu Pemilu lewat kita akan luhat recovery cukup kencang. Meski demikian ketika Pemilu lewat masih banyak PR. Di dalam perekonomian banyak distorsi tekanan yang terakumulasi," jelas Tom.

"Banyak terobosan-terobosan yang takut keluar karena takut digoreng secara politik," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com