Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pemain Baru di Bisnis Avtur, Ini Komentar Dirut Pertamina

Kompas.com - 17/02/2019, 18:06 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber Antara

PALEMBANG, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyatakan, pihaknya tidak mempermasalahkan jika ada pesaing di bisnis penjualan bahan pesawat terbang (avtur).

Dia mengatakan, aturan dalam Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sangat jelas dalam mengatur hal tersebut yang memberikan keleluasaan bagi pihak mana pun untuk berbisnis avtur asalkan memiliki izin dan memenuhi berbagai persyarakatan.

"Bagi kami Pertamina, tidak masalah. Justru ini menjadi tantangan untuk menunjukkan kesiapan kami. Tidak apa-apa karena dunia ini berubah," kata Nicke seusai mendampingi Menteri BUMN Rini Soemarno memantau digitalisasi SPBU di salah satu SPBU kawasan Lapangan Golf Palembang, Minggu (17/2/2019).

Terkait tuduhan monopoli ini, Nicke menjawab memang benar bahwa hingga kini hanya Pertamina yang berbisnis penjualan avtur di dalam negeri. Namun, mengapa hanya Pertamina, menurut dia perlu diteliti secara mendalam mengingat regulasi dari Kementerian ESDM justru sangat terbuka untuk pihak mana pun.

Baca juga: Hari Ini, Pertamina Turunkan Harga Avtur

Sejauh ini, Pertamina menjalankan bisnis ini sudah sesuai dengan regulasi yang ditetapkan termasuk adanya persyaratan harus membangun Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) sendiri di bandara udara.

Untuk menjalankan bisnis ini, Pertamina membangun DPPU di seluruh bandara di Indonesia dengan total berjumlah 67 outlet.

Proses yang dilakukan pun cukup panjang, yakni dimulai dengan membawa minyak dari kilang ke storage (gudang) kemudian ke DPPU di setiap bandara.

Di bandara, Pertamina juga membangun instalasi sendiri sehingga pengisian avtur ke pesawat terpenuhi standar keselamatan (safety).

"Dan saat ini, hanya Pertamina yang siap karena kita yang membangun," kata dia.

Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa DPPU dan instalasi penyaluran avtur di kawasan bandara itu menjadi aset Pertamina sehingga jika ada pihak lain yang ingin bersaing di bisnis ini maka harus membuat jaringan sendiri.

"Ya kira-kira begitu, karena ini aset Pertamina," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyatakan dirinya akan memanggil Dirut Pertamina karena mendapati kenyataan terjadi monopoli dalam penjualan avtur di dalam negeri. Dia menduga hal ini menjadi penyebab harga avtur di Tanah Air lebih tinggi jika dibandingkan di negara-negara lain hingga ada selisih sekitar 20 persen.

Sementara itu PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) menggandeng BP Indonesia, menyatakan akan merambah bisnis penjualan avtur di tahun 2019 ini.

Baca juga: Luhut: Kita Mau Avtur Tidak Dimonopoli

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com