Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tegep, Tetap Tegap dengan "Boots"

Kompas.com - 31/03/2009, 14:11 WIB

”Nama Tegep kan jarang dan unik, jadi kenapa tidak kamu namai saja dengan namamu sendiri,” ucap Tegep menirukan perkataan dosennya.

Untuk mengenalkan sepatu botnya, Tegep membawa produk itu ke mana-mana dan mengikuti berbagai macam pameran. Omongan dari mulut ke mulut dalam komunitas bikers membuat bot buatannya makin dikenal. Tegep pun tak ragu memberikan sepatunya agar dipakai manggung oleh artis atau komunitas band sebagai cara berpromosi.

Kini, dengan kisaran harga Rp 1 juta-Rp 12 juta, pelanggannya menyebar dari artis hingga pejabat negara. Sebut saja Andy ”/rif”, Prabowo Subianto, Fahmi Idris, dan pesanan perwira Polda Metro Jaya. Baru-baru ini, anak Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu pun memesan sepatu sneaker dari kulit ular di Tegep Boots.

Tegep juga melayani pesanan sejumlah butik di Jakarta, Bandung, Bali, Makassar, dan Australia. Pelanggannya dari dalam dan luar negeri. Tegep juga menyuplai sepatu bot untuk toko koboi milik Tantowi Yahya di Jakarta.

Menurut dia, menjaga kepercayaan pelanggan adalah kunci suksesnya. ”Membeli sepatu sama halnya dengan memilih tukang cukur. Sekali merasa cocok dan puas dengan pelayanannya, Anda akan terus kembali. Ini soal kepercayaan,” katanya.

Setiap kaki pelanggan diukur dan digambar. Pemilihan warna dan desain pun diserahkan kepada pemesan. ”Setiap sepatu adalah pilihan personal. Ia harus dibentuk dan diperlakukan berbeda-beda,” ujarnya.

Tegep melayani keluhan pelanggan yang sepatunya tak nyaman. Selalu ada garansi perbaikan sepatu untuk setiap pembelian.

Dalam tiga tahun terakhir, bersama desainer Mardiana Ika dan Iva Latifah, Tegep merambah dunia fashion. Sepatunya dipakai model dunia dalam Bali Fashion Weeks dan Hongkong Fashion Weeks (2007 dan 2008). Pada bagian bawah sepatunya tercetak: Handicrafted with pride in Bandung (dibuat dengan rasa bangga di Bandung).

Tegep sadar masih ada ratusan perajin sepatu di Bandung yang tak bernasib sebaik dirinya. Dia pun aktif menjadi pembicara dalam semiloka dan pelatihan bagi perajin sepatu Cibaduyut di Bandung. Kegiatan itu dimotori Departemen Perindustrian serta Kementerian Negara Urusan Koperasi dan UKM.

Tegep yang sempat menjadi instruktur tenaga kerja ILO-PBB (2001-2004) ini juga menampung mahasiswa dan siswa kejuruan untuk magang di tempat kerja sekaligus tokonya di Jalan Pelajar Pejuang 104, Bandung. Dia menyupervisi langsung 24 tenaga kerja.

”Saya tak khawatir ilmu saya dibajak dan produk saya dikalahkan para anak didik. Bagi saya, berbagi ilmu adalah kewajiban. Kalau memang sudah rezeki kita, tak akan ke mana-mana,” tuturnya. (Rini Kustiasih)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com