Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerajinan Logam, Ikon Purbalingga yang Mulai Suram

Kompas.com - 23/06/2009, 18:31 WIB

Situasi semakin sulit bagi perajin logam dengan melambungnya harga-harga bahan baku logam, yang dari tahun ke tahun naik hingga 60 persen. Kenaikan harga bahan bakar minyak yang terjadi beberapa kali pada masa pascakri sis pun kian menggerus keuntungan mereka.

Salim (40), perajin di sentra kerajinan logam Pesayangan, Purbalingga, mengatakan, selain kenaikan harga bahan baku dan BBM, masalah lainnya adalah kian terbatasnya pasar bagi knalpot Purbalingga. Saat ini, sebag ian besar industri knalpot Purbalingga hanya mengandalkan permintaan dari bengkel-bengkel otomotif. Jauh lebih besarnya penawaran dibanding permintaan membuat pasar knalpot Purbalingga kian jenuh. Perajin lebih banyak didikte bengkel dalam harga. "Antarperajin pun terjadi persaingan yang tak sehat. Akhirnya makin sulit saja," kata dia.

Agus menambahkan, kualitas dan minimnya inovasi membuat produk-produk sebagian perajin knalpot Purbalingga tak mampu menembus pasar yang lebih luas. Umumnya, sebagian besar perajin hanya mencontoh model knalpot yang lagi ngetrend. Bila satu perajin melakukan hal itu, perajin lainnya akan mengikuti. Minimnya inovasi ini membuat mereka sulit menjual produknya ke luar, tandas Agus.

Namun demikian, tak semua perajin mengalami keterpurukan. Dalam beberapa tahun terakhir, justru muncul perajin-perajin muda yang lebih inovatif. Merekalah yang kini eksis di tengah banyaknya perajin logam Purbalingga yang terpuruk.

Ini seperti yang dilakukan Agus dan Muhajirin, dua perajin mudah Purbalingga yang kini mampu menembus pasar industri otomatif pabrikan besar semacam Toyota dan Mercy. Semoga langkah perajin-perajin dari generasi muda ini menjadi titik cerah kembali bangkitnya industri logam Purbalingga yang kini terpuruk.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com