Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jembatan Selat Sunda dan 208 Feri

Kompas.com - 08/12/2009, 08:22 WIB

HARYO DAMARDONO

KOMPAS.com — Dibutuhkan Rp 117 triliun untuk membangun Jembatan Selat Sunda, penghubung Pulau Jawa dan Sumatera. Benarkah kita memerlukan jembatan itu? Karena dana Rp 117 triliun itu cukup untuk membeli 208 kapal feri baru, yang setiap unit berbobot mati 4.000 ton dan mampu mengangkut ribuan orang.

Seandainya pembelian 208 kapal feri itu bukan mimpi, tentu bangsa ini tak terengah-engah melayani 200 lintas antarpulau. Apalagi, setelah 64 tahun merdeka, jumlah feri di Indonesia baru 210 unit.  Minimnya jumlah feri sangat mengenaskan. Sebab, tiada negara lain di dunia yang memiliki ribuan pulau dalam bentang seluas Indonesia. Jarak dari Sabang (Aceh) hingga Merauke (Papua) sebanding jarak San Francisco di pantai barat hingga Miami di pantai timur AS.

Dalam bentang itu berserakan 8.000 pulau berpenghuni dari belasan ribu pulau yang ada. Jarak antarpulau umumnya kurang dari 50 mil (sekitar 80 kilometer) dengan gelombang laut yang relatif tenang (tinggi kurang dari 2 meter).

Apa transportasi ideal dengan kondisi alam ini? Jawabnya, angkutan feri. Sebab, biaya pembangunan jembatan dan terowongan sangat mahal. Terlebih, negara ini selalu diincar bencana akibat masuk deretan lingkaran api dunia (ring of fire) dan lempeng-lempeng benua.  Jika tersedia lebih banyak armada feri, kiranya lebih tepat menumbuhkan perdagangan antarpulau secara serentak dan paralel.

Pilihan

Djoko Setijowarno, ahli transportasi dari Unika Soegijapranata, menegaskan, ”Saya tidak menolak Jembatan Selat Sunda. Tetapi, sudahkah infrastruktur dasar dan moda transportasi yang lebih vital dibangun? Setidaknya, adakah kepastian kapan infrastruktur itu selesai?”

Tegasnya, pemerintah harus memilih. Ingin membangun Jembatan Selat Sunda atau melihat kematian perekonomian dari kota-kota besar di Indonesia akibat kemacetan? Kota-kota kita saat ini semakin macet dan seolah nyaris tanpa solusi.

Memang sebagian besar dari swasta. Namun, bila dana swasta itu dapat dialihkan untuk sementara waktu dan pemerintah menjamin pembiayaan infrastruktur lain di Indonesia, friksi ini pasti berakhir.

Selain 208 feri baru, seberapa besar Rp 117 triliun dapat membantu pembangunan infrastruktur? Tak kurang 488 koridor busway! Jakarta butuh 15 koridor busway. Tapi, kota seperti Yogyakarta cukup lima koridor. Artinya, akan ada 98 kota dilengkapi busway lagi.

Dan, ketika koridor-koridor itu terbangun, ada harapan pada keberlanjutan perekonomian setempat. Lantas, penghematan konsumsi bahan bakar minyak dan berkurangnya beban subsidi pemerintah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Whats New
OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

Whats New
Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Earn Smart
Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Whats New
Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Whats New
OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

Whats New
Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Whats New
Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Work Smart
PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

Whats New
MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

Whats New
Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Whats New
Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com