Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transjakarta Setengah Hati

Kompas.com - 11/01/2011, 03:50 WIB

Kondisi badan jalur tidak cocok untuk bus gandeng sehingga memperlambat laju bus transjakarta. Di sisi lain, sterilisasi belum efektif di beberapa lokasi karena separator rusak dan mudah diterobos. Semua kondisi itu menyebabkan frekuensi bus transjakarta menjadi terlalu lama dan jalur terlihat kosong. Penumpang juga tidak banyak karena pelayanan belum optimal.

”Semua masalah itu sudah dideteksi sejak awal, tetapi belum diantisipasi dengan baik. Pengoperasian kedua koridor ini seperti terburu-buru dan setengah hati,” kata Trisbiantara.

Peneliti transportasi Universitas Indonesia, Jachrizal Sumabrata mengatakan, selama ini pemerintah tidak pernah berusaha memanjakan penumpang angkutan umum. Mulai dari mikrolet sampai bus transjakarta, bahkan kereta api, para penumpang harus berkorban lebih.

”Mereka harus menunggu lama, antre berdesak-desakan, dan berjubel di dalam angkutan pun. Tidak heran kalau memilih kendaraan pribadi,” kata Jachrizal.

Padahal, jika angkutan umum tertata bagus, pengguna kendaraan pribadi pasti tertarik karena akan irit uang, tenaga fisik, dan waktu.

(ECA/NEL/WIN/FRO/ART/TRI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com