”Sekarang, ketika petani panen, malah banyak produk impor yang masuk, langsung ke gudang- gudang di sentra produknya. Mengapa ini terjadi? Seharusnya Kementerian Perdagangan paham ada yang salah ini,” ujarnya.
Menurut dia, selain berpihak pada anggaran, peningkatan produksi pangan juga dilakukan dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, dari 39 juta petani, 38,5 persen tidak tamat SD dan 9,6 persen belum pernah sekolah. Tenaga sarjana yang menjadi petani baru 0,5 persen.
Menurut Winarno, dukungan anggaran pun masih relatif terbatas terhadap pengembangan sektor pertanian. Modal yang harus dialirkan petani beras di seluruh Indonesia mencapai Rp 350 triliun. Namun, anggaran sektor pertanian dari APBN tidak lebih dari 8 persen.
Terkait anggaran, Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, pemerintah sudah banyak mengalokasikan anggaran untuk pangan. Subsidi pertanian tahun ini mencapai Rp 35 triliun.
”Angka itu jauh lebih kecil dibandingkan subsidi energi yang mencapai Rp 202,4 triliun. Jadi, kalau mau ditambah, subsidi energi yang harus dikurangi,” ujarnya.(AP/REUTERS/DHF/ADH/HAR/OIN/ENY)