”Jika dilihat secara sepotong, ada yang menginterpretasikan anti-investasi langsung asing. Padahal, masalah sesungguhnya di industri manufaktur,” ujar Anton.
Kemarin, Darmin juga memaparkan, Indonesia sebenarnya masih memiliki ruang fiskal. Dengan demikian, defisit anggaran APBN 2013 yang sebesar 1,62 persen produk domestik bruto (PDB) sebenarnya masih bisa ditambah 0,5-1 persen lagi. Ruang ini masih memungkinkan untuk mendorong pembangunan, seperti infrastruktur.
”Asalkan ada tujuan yang jelas, tidak akan dianggap defisit terlalu besar,” ujar Darmin.
Anton justru berpendapat, yang lebih penting adalah realokasi anggaran. Dengan demikian, anggaran dapat dioptimalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
”Misalnya, anggaran untuk bahan bakar minyak bersubsidi. Kalau direalokasikan sebagian, misalnya untuk infrastruktur atau apa pun, akan lebih efisien dan pertumbuhan ekonomi lebih baik,” kata Anton.
Dengan infrastruktur yang lebih baik, transportasi akan lancar. Harga barang lebih rendah dan inflasi dapat ditekan.