Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terminal Kalibaru Sebagai Magnet Pertumbuhan

Kompas.com - 31/12/2012, 10:05 WIB
Haryo Damardono

Penulis

Sebelum konsesi diterima, Minggu (5/8 /2012), bahkan telah diumumkan pemenang lelang konstruksi, yakni PT PP. Pekerjaan utama proses pra-konstruksi yang saat ini dilakukan PT PP (Persero) adalah pembuatan breakwater (penahan gelombang), dermaga, reklamasi, pengerukan alur dan kolam, serta pembuatan lapangan penumpukan.

Seperti biasa, Pelindo II mengirim pesan kuat untuk tak membuang waktu sedetik pun. Jangan sampai kepadatan dan kemacetan di Tanjung Priok mengacaukan pergerakan 70 persen ekspor-impor Indonesia.

Tahap I Kalibaru berkapasitas 4,5 Juta TEUs, ditargetkan beroperasi mulai tahun 2014. Sementara Tahap II berkapasitas total 8 juta TEUs dibangun tahun 2018-2035.

Kalibaru, dengan demikian, dua kali kapasitas Tanjung Priok lama sebesar 6,2 juta TEUs per tahun. Di Kalibaru tak sekedar dibangun infrastruktur, tapi juga suprastruktur atau alat kerja. Dua tahun terakhir ini, Pelindo II gila-gilaan mengimpor alat kerja. Sebab pelabuhan tanpa alat kerja, seperti angkatan bersenjata tanpa senjata.

Oleh karena waktu begitu terbatas, Pelindo II juga mulai menyeleksi mitra operator secara terbatas untuk mendukung dapat dioperasikannya tahap I Kalibaru pada akhir tahun 2014. Calon mitra yang diundang adalah operator bereputasi internasional dan diharapkan dapat membawa market dan kapal berukuran besar langsung menuju Terminal Kalibaru.

Tiga calon mitra tersebut adalah Mitsui (dengan NYK, Evergreen, dan jaringannya ), APM Terminal (Maersk Line), dan ICTSI (MSC).

Untuk seleksi terminal operator Terminal Petikemas 2 dan 3, telah dimulai tender terbuka dengan mengumumkan registrasi melalui media nasional dan internasional.

Bulan lalu, Direktur Operasi Pelindo II Dana Amin juga baru pulang dari Belanda.

Kini, Pelindo II sedang mempersiapkan vessel traffic service (VTS) di Tanjung Priok. VTS ini serius. Dapat mengendalikan pergerakan kapal tak sekedar menonton hilir-mudik kapal.

"Dengan biaya 3-4 juta dollar (sekitar Rp 36 miliar), lalu lintas kapal di Tanjung Priok dapat lebih baik," ujar Dana.

Selain radar yang dikoneksikan dengan automatic identification system (AIS), dapat dipasang kamera jarak jauh berjangkauan hingga 500 meter.

Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono pun telah memberi sinyal VTS di empat pelabuhan utama, termasuk Tanjung Priok, dikelola Pelindo sebagai operator.

Dalamnya draft hingga 16 meter (nantinya hingga kedalaman 20 meter), mumpuninya alat kerja, dan canggihnya navigasi, diharapkan mampu membujuk kapal kontainer kelas triple-E (EEE) untuk singgah. Kapal triple-E bermuatan 18.000 TEUs, produksi Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (Korea Selatan) kini telah melayari lautan luas. Jumlahnya akan bertambah demi efisiensi. Daya angkutnya luar biasa.

Kapal raksasa yang singgah di Tanjung Priok, sejauh ini hanya Maersk Diadema berkapasitas 4.546 TEUs. Kapal triple-E, ternyata empat kali lebih besar! Bila satu truk kontainer 40 kaki panjangnya 14 meter, maka jika seluruh muatan kapal triple-E dibongkar terjadilah antrean truk sepanjang 126 km setara jarak Jakarta- Padalarang, Jawa Barat. Atau, antrean truk sepanjang Jakarta-Bogor tanpa putus dalam tiga lajur tol.

Dukungan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com