”Saya belum tahu persis berapa bus yang tidak beroperasi karena sulitnya memperoleh solar, tetapi banyak pemilik armada memilih mengurangi jumlah
Kepala Humas Perum Bulog Subdivisi Regional Banyumas, Jateng, Priyono, Minggu (28/4), mengatakan, kelangkaan pasokan solar bersubsidi mengganggu pengadaan pangan dan distribusi beras di daerah. Truk-truk pengangkut beras kesulitan mendapatkan solar. Bahkan, kapasitas penggilingan padi di Kabupaten Banyumas dan Kebumen merosot hingga 50 persen.
Priyono mengatakan, jika pada kondisi normal bongkar muat truk beras ke gudang-gudang Bulog di wilayah Banyumas dan sekitarnya 5-6 unit per hari, sebulan terakhir ini hanya 2-3 unit per hari.
”Truk-truk pengangkut beras tidak beroperasi sepenuhnya karena harus mengantre solar di SPBU. Akibatnya, menghambat distribusi beras dari sentra pertanian ke gudang Bulog,” ujarnya. Hingga kini, penyerapan Bulog Subdivre Banyumas baru sekitar 17.000 ton dari prognosis sepanjang tahun 115.000 ton.(CAS/K09/K10/K12/RIZ/REK/SIR/ETA/INK/WIE/GRE/AYS/NIT/ABK/EKI/ODY/DEN/BAY)