Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masalah Beras Jadi Sorotan, Momentum Pemerintah Perbaiki Data Pangan

Kompas.com - 26/07/2017, 17:38 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Persoalan data terkait bahan pangan masih menjadi kontroversi. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dinilai berpotensi bermasalah jika menggunakan data yang tidak akurat.

Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Anreas Santosa menegaskan, pemerintah perlu memperbaiki data sebelum mengambil kebijakan yang berkaitan dengan pangan. Menurutnya, kasus beras yang tengah menjadi sorotan saat ini terjadi akibat ketidakmampuan pemerintah mengelola data pertanian dengan baik.

"Sebelum mengambil suatu kebijakan, pemerintah benahi dululah masalah data, data yang ada sama sekali tidak akurat," ujar Dwi saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (26/7/2017).

Dwi menegaskan, kasus beras saat ini menjadi momentum yang baik untuk memperbaiki data yang berkaitan dengan data soal produksi padi.

Selain memperbaiki soal data, lanjutnya, pemerintah juga harus memperbaiki tata kelola pangan dari hulu hingga hilir.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Hari Priyono menegaskan,  setiap kebijakan maupun program yang dibuat oleh pemerintah didasarkan data. Saat ini, lanjut Hari, pemerintah menggunakan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam merumuskan berbagai kebijakan.

"Lembaga mana sih yang mempunyai infrastruktur pendataan sebaik BPS. Punya jaringan pendataan, punya petugas yang terlatih dengan metodologi. Kalau tidak percaya data BPS, bagaimana? Soal ada sumber-sumber berbeda memang dimungkinkan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com