Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Kepunahan, Pertamina Lestarikan Tuntong Laut di Aceh Tamiang

Kompas.com - 03/08/2017, 09:00 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

ACEH TAMIANG, KOMPAS.com - Per­tamina EP Field Rantau, bekerja sama dengan Yayasan Satu Cita Lestari Indonesia melalukan pencegahan kepunahan Tuntong Laut (Batagor Borneoensis) di Kecamatan Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang, Kamis (3/8/2017).

Tuntong laut merupakan satwa laut sejenis kura-kura yang merupakan salah satu spesies hampir punah dan tidak ditemukan lagi selama 10 tahun terakhir di wilayah sebarannya seperti di Sumatera Utara, Riau dan Jambi.

Hanya di beberapa daerah satwa ini masih ditemukan dalam jumlah kecil. Salah satunya di perairan hutan bakau Aceh Tamiang.

Semak belukar dengan hutan bakau menjadi pemandangan yang menghiasi pesisir pantai Ujung Tamiang yang menjadi wilayah dan habitat Tuntong laut untuk bertelur.

Mungkin banyak yang tak mengetahui bahwa di wilayah ini ada spesies langka yang hampir punah akibat tangan-tangan tak bertanggung jawab yakni pemburu telur Tuntong laut.

Selain menjadi konsumsi masyarakat sekitar, telur Tuntong laut juga diperjualbelikan sebagai salah satu sumber ekonomi masyarakat selain hasil laut lainnya.

Kini ada sekelompok penggiat lingkungan beranggotakan 7 orang, melakukan patroli menyelamatkan telur-telur tuntong dari serangan binatang liar seperti babi hutan atau perburuan manusia.

Perjalanan patroli dilakukan saat malam hari, selain ancaman binatang buas, gelapnya malam menjadi keseharian mereka menyusuri tempat-tempat bertelurnya Tuntong laut.

Selain melakukan patroli terhadap telur Tuntong laut, mereka juga melakukan pendataan dan mengembalikan Tuntong betina ke perairan setelah bertelur di pesisir.

Para penggiat tersebut merupakan warga setempat, salah satunya Abu Bakar, yang dahulu merupakan pemburu telur Tuntong sejak tahun 1985.

Abu Bakar seakan menjadi komandan dalam pelestarian Tuntong laut, dirinya tersadar bahwa binatang tersebut sudah hampir punah dan perlu dilestarikan sebagai bagian kesadaran manusia untuk menjaga alam.

Selain tersadar, dirinya dan bersama tim penggiat alam juga melakukan sosialisasi terhadap masyarakat sekitar untuk tidak memburu telur Tuntong karena terancam punah.

Abu Bakar menjelaskan, saat ini sumber ekonomi dirinya dan masyarakat sekitar tak lagi dipenuhi dari jual beli telur Tuntong tetapi dengan bertani atau bercocok tanam.

"Awal saya berburu Tutong tahun 1985, lalu tahun 1998 sudah tidak ada telur Tuntong, tahun 2000-2004 saya tidak berburu setelah itu pada 2009 kami mulai diajak menyelamatkam habitat ini. Kemudian tahun 2010 kami survei induk 9 ekor. Tutong dan mulai tahun 2011 cari telur sampai sekarang," ujarnya di Aceh Tamiang, Kamis (3/8/2017).

Abu Bakar bercerita dua hari sebelumnya, dirinya bersama dengan tim penggiat lingkungan menemukan Tuntong betina yang terdampar di pesisir pantai ujung Tamiang. Kondisinya agak lemah. Sehingga untuk sementara dipulihkan, untuk dilepaskan kembali ke habitatnya asalnya.

Sebelum dilepas Tuntong betina dengan ciri batok kelapa berwarna hitam polos itu didata. Dengan panjang badan 53 centimeter dan berat 18.10 kilogram. Menurut Abu Bakar, indukan dewasa sekali bertelur bisa mencapai 25 butir.

"Telurnya sebesar telur bebek. Biasanya disimpan dalam lubang pasir sedalam 10 -18 cm," jelasnya.

Usai didata, Tuntong betina tersebut diberikan microchip dengan cara disuntikkan di kaki belakang sebelah kiri, untuk dipantau mobilitas dan pergerakkannya.

Sejak tahun 2013 sampai saat ini, telah ada 73 Tuntong betina dewasa telah dikembalikan ke habitatnya dan 1.204 ekor anak Tuntong dilepasliarkan setelah telur ditetaskan.

Kegiatan pelestarian Tutong laut oleh Yayasan Satu Cita Lestari Indonesia itu didukung oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam setempat dan PT Pertamina EP Asset 1 Rantau Field dalam program Corporate Social Responsibility (CSR) bidang lingkungan.

Sejak saat itu, kegiatan mereka tak terbatas pada patroli pengamanan dan penetasan telur, namun juga pembesaran dan pelepasan tukik, sosialisasi pelestarian satwa liar, pemantauan populasi dan penelitian genetika. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Whats New
Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Whats New
Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Whats New
Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Whats New
Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Whats New
Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Whats New
Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Whats New
Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

Whats New
Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Whats New
Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Whats New
Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Whats New
Kinerja 2023 'Kinclong', Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Kinerja 2023 "Kinclong", Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com